Quetzal, Burung "Dewa" yang Dilindungi Kosta Rika
SATUHARAPAN.COM – Peringatan bahaya pemanasan global sudah lama dilontarkan para ilmuwan di seluruh dunia. Dampak pemanasan global sudah terasa di mana-mana. Simak saja gelombang musim panas di India, banjir di Asia Selatan, ataupun badai di Pasifik.
Tak terkecuali satwa juga ikut menderita. Termasuk di dalamnya 400-an jenis burung langka di Kosta Rika, negara terkecil kedua di Amerika Tengah, terkena imbasnya. Kenyataan itu menjadi perhatian besar staf Taman Nasional Monteverde di Kosta Rika.
Petugas taman nasional seperti dikutip dari dw.de,memantau dan mencari jejak burung quetzal yang dilindungi. Jika cuaca sejuk di hutan Pegunungan Monteverde, hampir bisa dijamin bisa melihat burung legendaris itu.
Burung quetzal dianggap dewa oleh suku Aztec, dan dikeramatkan juga oleh suku Maya, selain Aztec. Burung indah ini selain hidup di Amerika Tengah, juga hidup di bagian selatan Meksiko. Yang jantan besarnya hampir sama dengan merpati. Bulu ekornya panjang seperti daun paku, berwarna hijau keemas-emasan.
Saat ini seharusnya memasuki musim migrasi burung. Namun, rupanya musim dingin terlalu hangat. Burung tidak bisa terbang membangun sarang di tempat lebih tinggi lagi dan tidak bisa mencari makan.
Ricardo Guindon, petugas Taman Nasional Monteverde menjelaskan, "Kami berada pada ketinggian 1.550 meter, dekat puncak pegunungan. Ada kekhawatiran, jika suhu terus meningkat, buah-buahan yang jadi makanan burung, tidak tumbuh seperti dulu. Burung-burung tidak bisa terbang lebih jauh lagi. Jumlahnya makin lama makin menyusut."
Dari kecil Ricardo Guindon hidup di taman nasional itu. Dia mengenal seluruh 400–an spesies burung endemik di kawasan itu, termasuk pergerakannya. Pada musim semi, dia menjelaskan, datang sejenis burung lain yang penting untuk kawasan itu.
“Burung three-wattled bellbird bermigrasi pada ketinggian tertentu. Mereka membangun sarang di pegunungan ini. Lalu terbang ke dataran rendah Karibia, utara Nikaragua, kemudian mendatangi dataran rendah Pasifik di seputaran Teluk Nicoya. Setelah itu kembali bersarang lagi di Monteverde. Perpindahan itu menjadi simbol koridor biologis burung bellbird,“ ujar Ricardo Guindon, tentang burung bernama ilmiah Procnias tricarunculatus, dan burung jantan yang bersuara kencang dicirikan dengan tiga pial kulit seperti cacing yang menggantung lurus ke bawah dengan paruh sepanjang 10 cm itu.
Burung quetzal, atau juga three-wattled bellbird, bermigrasi melintasi jarak yang jauh. Sepanjang perjalanan mereka butuh pohon untuk beristirahat. Di dataran tinggi tak ada masalah, tapi akan lebih sulit keadaannya di tempat lebih rendah.
Menghadapi kenyataan seperti itu, Pemerintah Kosta Rika bekerja sama dengan penduduk lokal untuk memukimkan kembali sebanyak mungkin spesies.
Shirley Murillo, petugas Bio-koridor Pajaro Campana memaparkan, "Gagasannya menghubungkan area hutan pegunungan dengan hutan bakau di pantai. Luasnya lebih dari 16.000 hektare, jadi perlu bekerja sama dengan pemilik tanah swasta."
Itu adalah salah satu dari 128 koridor penghubung yang akan diterapkan di seluruh negeri. Seperempat negara Kosta Rika adalah kawasan cagar alam, terbagi menjadi beberapa daerah kecil. Untuk membangun jaringan, semua harus terhubung. Juga perlu mengajak pemilik perkebunan besar untuk bekerja sama. Mereka harus menyerahkan sebagian tanah dan menanam pohon di sana-sini.
Quetzal Burung Keramat Suku Indian
Burung quetzal untuk pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah pada tahun 1937, setelah selama ratusan tahun para ilmuwan menganggap burung ini hanya terdapat dalam dongeng.
Orang hanya menemukan bulunya yang indah, mengumpulkannya untuk hiasan jambul, dan hanya keturunan bangsawan yang boleh mengenakannya. Pada kenyataannya, burung quetzal menggugurkan ekornya. Bulu ekornya tumbuh tiap tahun. Sementara itu, ekor burung quetzal betina lebih pendek dan warnanya lebih gelap.
Nama "quetzal" pada burung ini, seperti dikutip dari asikbelajar.com, berasal dari Bahasa Nahuatl, salah satu bahasa asli Amerika Tengah. "Quetzalli" memiliki makna bulu ekor berwarna cerah, nama yang tidak lain merujuk pada bulu ekornya yang panjang dan berwarna mencolok.
Makanan utama dari burung quetzal adalah buah-buahan, khususnya buah alpukat liar. Burung quetzal makan buah-buahan yang dipetiknya sambil terbang.
Namun, jika buah-buahan sedang langka, quetzal juga mau memakan hewan-hewan kecil seperti serangga, kadal, dan katak. Sebagai bagian dari alam liar, quetzal juga memiliki musuh. Musuh atau predator utama dari quetzal adalah burung-burung besar seperti elang ornat dan burung hantu. Sementara saat masih kecil, quetzal rentan diserang oleh musang, burung jay cokelat, dan tupai.
Ada enam spesies burung quetzal yang diketahui, lima spesies di antaranya berasal dari genus Pharomachrus, sementara satu spesies sisanya adalah anggota genus Euptilotis. Spesies-spesies tersebut antara lain quetzal gemerlapan (Pharomachrus mocinno), quetzal berjambul (Pharomachrus antisianus), quetzal berkepala emas (Pharomnachrus auriceps), quetzal berujung putih (Pharomachrus fulgidus), quetzal pavonin (Pharomachrus pavoninus), dan quetzal bertelinga (Euptilotis neoxenus).
Walaupun burung quetzal dinobatkan sebagai lambang negara Guatemala, dan gambar-gambarnya menghiasi hasil kerajinan rakyat, prangko, dan mata uang di Guatemala, Kosta Rika lebih dikenal sebagai tempat tujuan utama bagi para pengamat burung.
Editor : Sotyati
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...