RI Kerahkan Tiga Jet Tempur Sukhoi Cegah Infiltrasi ISIS
TARAKAN, SATUHARAPAN.COM - Tiga pesawat jet tempur Sukhoi milik TNI Angkatan Udara diparkir di Tarakan, Kalimantan Utara, siap membantu mencegah infiltrasi militan Maute melintasi perbatasan dari Filipina selatan ke wilayah Indonesia.
Militan yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu kini bertempur dengan militer pemerintah Filipina yang berusaha mengusir pemberontak itu dari Marawi, sebuah kota di Filipina selatan.
Militan telah menduduki Marawi sejak bulan lalu, memaksa Manila mengirim pasukan yang lebih besar ke kota tersebut.
Komandan Pangkalan Angkatan Udara di Tarakan, Kolonel Didik Krisyanto, mengatakan kepada Antara, ketiga pesawat Sukhoi tersebut, tiba pada hari Jumat untuk tinggal selama sebulan di Tarakan membantu mencegah kemungkinan infiltrasi para radikal memasuki Indonesia setelah serangan besar-besaran oleh militer pemerintah Filipina.
"Militan bisa melarikan diri dari Filipina dan terpaksa menyeberangi perbatasan ke Indonesia," kata Didik.
Sebelumnya, Komandan Pangkalan Angkatan Laut di Tahuna, Sangihe, Kolonel Setiyo Widodo, mengatakan TNI AL mengamati dengan seksama batas laut antara Indonesia dan Filipina dari posisinya di bagian utara Sulawesi.
"TNI AL mengintensifkan patroli keamanan di perbatasan laut dengan Filipina," kata kolonel itu.
Patroli laut telah menjadi tugas rutin, namun dengan kejadian di Filipina diperlukan patroli keamanan yang lebih intensif.
Dia mengatakan TNI AL berkoordinasi dengan TNI AD dan Polri di Kabupaten Sangihe untuk menjamin keamanan di kabupaten tersebut. Masyarakat juga telah diberitahu untuk melaporkan bila ada orang yang mencurigakan kepada pihak berwenang di wilayah perbatasan.
Sebagian besar masyarakat di daerah itu adalah nelayan yang dapat diandalkan untuk mendapatkan informasi tentang gerakan mencurigakan di wilayah laut dan pesisir, katanya.
Dia mengatakan bahwa semua orang harus terus melakukan rutinitas mereka karena aparat keamanan akan selalu siap untuk perlindungan mereka.
Sementara itu, Polri mengirim pasukan Brimob ke daerah perbatasan di Gorontalo Utara dan Sulawesi Utara untuk mencegah teroris melarikan diri dari persimpangan perbatasan ke wilayah tersebut.
Kapolda Gorontalo Brigjen Polisi Rachmad Fudail, mengatakan Gorontalo adalah salah satu wilayah Indonesia yang paling dekat dengan Filipina selatan. Bukan tidak mungkin pejuang ISIS melintasi perbatasan ke Indonesia untuk melarikan diri akibat terjebak dalam bentrokan dengan militer Filipina.
Pemerintah Indonesia telah menyatakan keprihatinannya tentang konflik di Marawi. Simpatisan ISIS sudah menunjukkan kehadiran mereka di negara tersebut termasuk dengan serangan bom bunuh diri.
Editor : Eben E. Siadari
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...