Roti Kehidupan
Kata orang, manusia dapat dinilai dari apa yang dimakannya.
SATUHARAPAN.COM – Di hadapan banyak orang Yesus Orang Nazaret menyatakan diri sebagai Roti Kehidupan. Frasa ”Roti Kehidupan” hendak memperlihatkan bahwa Yesus adalah sumber hidup, seperti halnya roti yang merupakan kebutuhan primer manusia.
Frasa ”Roti Kehidupan” juga mengandaikan bahwa Yesus memang bukan roti sembarang roti. Dia roti yang tak hanya memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga rohani manusia. Yesus menegaskan: ”Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi.” (Yoh. 6:35, TB2).
Roti kehidupan berarti roti yang memberi hidup. Tak hanya hidup pada masa kini, tetapi juga hidup pada masa datang. Tak heran, jika ungkapan ”Akulah Roti Kehidupan” tidak berhenti di situ saja. Ungkapan itu ada kelanjutannya: yang datang kepada Yesus tidak akan pernah lapar lagi..
Frasa ”Akulah roti kehidupan” dilanjutkan undangan! Siapa yang diundang? Semua orang diundang untuk datang kepada Yesus. Setiap orang yang mendengar perkataan itu ditantang untuk menjalani hidup sebagai murid Kristus.
Kata orang, manusia dapat dinilai dari apa yang dimakannya. Jika saudara dan saya mengaku telah memakan Roti Kehidupan, maka tingkah laku kita seharusnya memperlihatkan Kristus, yang ada dalam diri kita. Artinya, hidup sebagaimana Kristus hidup.
Jika tidak, tentu malah aneh!
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...