Sayap Kanan Eropa Minta Batasi Pengungsi
BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Para pemimpin populis dan sayap kanan Eropa pada Senin (16/11) memanfaatkan serangan di Paris untuk meminta arus imigran di Eropa dibatasi. Mereka juga menduga para teroris bisa saja bersembunyi di antara mereka.
Ketua Front Nasional Prancis yang anti-imigrasi, Marine Le Pen, menyerukan “segera dihentikannya” kedatangan imigran baru, sementara gerakan Jerman PEGIDA yang anti-Islam berharap bisa menggalang massa terbesar dalam demonya pada Senin (16/11) petang.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang menghalangi pengungsi dengan memasang pagar kawat berduri, mengatakan bahwa “teroris memanfaatkan migrasi massal dengan berbaur di antara orang yang meninggalkan rumah mereka yang mengharapkan kehidupan lebih baik.”
“Kami tidak menilai semua orang adalah teroris, namun tidak ada yang bisa memastikan berapa banyak teroris yang sudah tiba, berapa banyak yang akan datang setiap hari,” katanya kepada parlemen di Budapest.
Orban mengecam Uni Eropa karena “kehilangan arah, lemah dan tidak kompeten,” mengatakan pejabat tinggi seharusnya berusaha lebih keras untuk mencegah serangan di ibu kota Prancis itu.
“Hak membela diri di atas segalanya, kita tidak boleh membahayakan kehidupan warga Eropa atas dasar ideologi ataupun argument ekonomi,” kata Orban.
“Mereka yang menyetujui imigrasi, yang membawa imigran dari wilayah perang adalah mereka yang tidak berbuat apa-apa untuk membela warga Eropa.”
Mulai dari Polandia hingga Belanda dan negara bagian AS Alabama, politikus menuduh ekstremis bisa jadi sembunyi di antara imigran yang lari dari konflik.
Mereka merujuk pada penemuan paspor Suriah di dekat jasad salah satu pengebom bunuh diri di Paris, dengan jaksa penuntut Prancis menyebutkan sidik jarinya cocok dengan sampel yang diambil pada Oktober di Yunani, rute utama arus imigran terbesar ke Eropa sejak Perang Dunia II. (AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...