Loading...
BUDAYA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 22:51 WIB | Selasa, 12 November 2013

Sokola Rimba: Kehausan Anak Rimba akan Belajar

Para pemain, sutradara, dan produser film Sokola Rimba. (Foto: Diah Anggraeni Retnaningrum)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemutaran perdana film “Sokola Rimba” yang bertempat di Epicentrum XXI dihadiri oleh banyak media cetak maupun elektronik, Selasa (12/11). Film ini berkisah tentang salah satu pengalaman seorang Butet Manurung mengajar anak-anak pedalaman di hutan Sumatra, Jambi.  

Sinopsis Sokola Rimba

Butet Manurung (Prisia Nasution) bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi. Ia menemukan tujuan hidupnya yaitu mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam atau orang Rimba yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.

Suatu hari, Butet terserang demam malaria di tengah hutan, seorang anak tak dikenal datang menyelamatkannya. Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo) namanya, berasal dari hilir sungai Makekal yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai, tempat Butet mengajar. Ternyata, diam-diam Bungo telah memperhatikan Ibu Guru Butet mengajarkan anak-anak pedalaman itu membaca.

Pertemuannya dengan Bungo menyadarkan Butet untuk menjangkau lagi wilayah yang lebih luas ke arah hilir sungai Makekal dalam mengajar anak-anak pedalaman. Namun, keinginannya itu tidak disambut baik oleh tempatnya bekerja maupun dari kelompok rombong Bungo. Kelompok rombong Bungo masih mempercayai bahwa belajar membaca dan menulis dapat membawa kutukan atau malapetaka bagi mereka.

Namun, Butet melihat keteguhan hati Bungo dan kecerdasannya membuat Butet mencari berbagai macam cara untuk tetap bisa mengajar Bungo, hingga kutukan yang ditakuti oleh kelompok Bungo benar-benar terjadi. Butet terpisahkan dari masyarakat Rimba yang ia cintai. Apakah ia akan kembali?

Mengapa Harus Memilih Film Ini Sebagai Tontonan?

Dalam wawancara singkat dengan Riri Riza kepada reporter satuharapan.com, ia mengungkapkan pernyataannya mengapa masyarakat Indonesia harus menonton film ini: “Karena film ini bisa menghibur, bisa memberikan pengetahuan, bisa juga mudah-mudah menggugah kita untuk belajar lebih banyak karena menurut saya film punya semua sense,”

“Kita juga tidak punya banyak film yang bisa ditonton oleh keluarga dan bisa dijadikan bahan cerita.” Ia menambahkan.

Hampir senada dengan Riri Riza, Prisia Nasution juga mengungkapkan bahwa supaya mereka (orang Indonesia) lebih kaya. “Nggak Cuma desa dan kota yang mereka tahu. Tapi juga ada rimba dan rimba itu adalah kehidupan juga,” tambahnya.

Ia juga berharap bahwa semoga para penonton dapat menarik pelajaran dari film ini. Bukan hanya yang umum saja namun bagaimana cara manusia dengan manusia berinteraksi, menghargai alam, tumbuhan dan hewan.

 

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home