Succulent Tano Niha Bangkitkan Nias Lewat Kuliner
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bukan persoalan mudah membangkitkan spirit membangun Nias di berbagai sektor setelah gempa besar melanda kepulauan itu 10 tahun silam.
Berbagai upaya dilakukan warga Nias untuk selangkah demi selangkah menyusun kembali puing-puing kehidupan yang runtuh akibat peristiwa memilukan ini.
Noniawati Telaumbanua, melalui 2nd Event of Succulent Tano Niha atau acara berbasis kuliner Nias mencoba mengangkat berbagai sektor kehidupan masyarkat kepulauan yang terkenal dengan wisata baharinya itu.
“Mulai 2014 kami adakan acara ini dan temanya berbeda-beda. Tahun ini temanya peringatan 10 tahun gempa. Setiap tahun kami tambahkan kreativitas lainnya. Jadi tahun ini saya bawa anyaman kuno khas Nias dan beberapa produk lokal yang laris untuk diperkenalkan,” ujar Noni, ketua penyelenggara 2nd Event of Succulent Tano Niha di Gedung Sinar Kasih, Cawang, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3) siang.
Acara ini sebelumnya pernah juga diadakan di Eropa untuk menyuarakan kekayaan yang dimiliki Nias.
Noni pun merangkul banyak kalangan untuk membangun jaringan dari berbagai latar belakang.
Kegiatan ini menghasilkan berbagai proyek pembangunan, khususnya dari sektor ekonomi dan budaya.
“Outputnya kami ada proyek mengembangkan anyaman kuno. Ada satu desa sudah 30 tahun tidak lagi berproduksi. Sudah punah 30 tahun, namun masih ada yang hidup dan saya ajak untuk berkreasi dan membuat produk yang diterima masyarakat. Anyaman yang dikembangkan ini dulu kan awalnya hanya menjadi tempat sirih, tapi tempat sirih ini kemudian kami kembangkan menjadi tempat gadget, laptop, taplak meja, dan home decor,” ujar Noni menjelaskan.
Noni berharap kegiatan ini tetap eksis dengan tema yang lebih kreatif. Tak ragu, ia pun mengaku membiayai dari dana pribadi event yang terbilang cukup besar ini.
Sementara itu, Direktur Lembaga Rumah Nias sekaligus Pegiat Pelestarian Budaya Nias, Ester Telaumbanua, menyatakan mendukung penuh acara berbasis budaya yang dikembangkan oleh adiknya tersebut.
“Nias itu melimpah potensinya, tapi kesejahteraannya kurang mendukung. Orang bilang karena tidak ada yang memprakarsainya. Orang Nias perlu dibangun pula kreatifitas kewirausahaannya kemudian inovasinya dan saling mendukung sinergitasnya. Saya mendukung kreatifitas yang dilakukan teman-teman Nias sekaligus mempromosikan budaya Nias melalui budaya kuliner dan budaya kreatifitas,” ujar Ester.
Dari kegiatan ini, lanjut Ester, semua sektor dapat dirangkul. Dari kuliner saja, sektor ekonomi budaya, pertanian, dan perikanan terangkul jadi satu.
Namun menurut Ester, hal paling penting dari kegiatan ini adalah mengangkat rasa cinta kepada Nias.
“Seluruh produk Nias kami promosikan untuk dicintai dan dikelola menjadi sejahtera. Seluruh sektor ada di sini. Harapannya semoga 10 tahun pengalaman gempa kami jadikan momen untuk mengenang sekaligus untuk membangun diri menjadi lebih baik,” ujar dia.
Ir. Restu Jaya Duha, Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Penyuluhan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan kegiatan ini menjadi salah satu cara meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Nias dari mulut ke mulut.
Turut hadir dalam acara ini, para alumni Jerman, anggota DPR RI dari Nias, tokoh pendidikan, tokoh pemerhati kuliner, pemerhati tekstil, dan wartawan senior.
Editor : Eben Ezer Siadari
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...