Tahun Baru Konghucu dari Sudut Pandang Astronomi
SATUHARAPAN.COM – Tahun Baru Konghucu (Kungceli) selama bertahun-tahun dipahami sebagai tahun baru bagi tradisi Tionghoa. Namun, tahun baru ini memiliki perhitungan khusus tidak hanya dilihat sebagai agama, namun juga beberapa sudut pandang lainnya seperti astronomi.
“Tahun Baru ini mempunyai makna astronomi, karena terkait dengan sistem tata surya, sistem penanggalan atau awal dari sebuah tahun baru, yang didasari sistem lunar—dalam bahasa mandarin disebut yinli atau imlek. Ini dipadu dengan sistem solar—dalam bahasa mandarin disebut yingli atau yanglek. Atau, sejatinya lebih pas disebut lunisolar—dalam bahasa Mandarin disebut yinyangli atau imyanglek),” kata Sekretaris Dewan Rohaniwan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Budi Santoso Tanuwibowo kepada satuharapan.com medio Januari lalu.
Budi menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman dalam masyarakat. Yakni, Imlek dipandang sebagai tahun baru. Padahal, Imlek adalah sistem kalender yang dipercaya oleh masyarakat Konghucu sebagai penanda pergantian musim. Dan, tahun baru Imlek adalah tahun baru bagi pemeluk Konghucu. Yang menarik, di Indonesia saat Tahun Baru Konghucu, tidak hanya pemeluk Konghucu yang merayakannya, tetapi masyarakat kepercayaan lain ikut bersukacita karena diperingati dalam bingkai sebuah Hari Libur Nasional.
Budi menjelaskan bahwa Kalender Imlek diciptakan pada masa Nabi Huang Di–salah satu nabi agama Konghucu–yang merupakan nenek moyang suku Han (suku terbesar di Tiongkok).
“Sebenarnya kalau kita mau membandingkan dengan Masehi, penanggalannya Masehi itu kan penanggalan Yesus, namanya memang kalender Masehi tapi yang menciptakan kan Paul Gregorius jadi disebut Kalender Gregorian,” kata Budi.
Mungkin yang dimaksud Budi tentang keputusan Paus Gregorius XIII yang memodifikasi kalender Julian karena terjadi pergeseran musim semi (21 Maret) makin maju sehingga perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 tidak tepat lagi. Lalu pada tahun 1582, Kamis, 4 Oktober diikuti Jumat, 15 Oktober.
Perhitungan Matematika
Budi menjelaskan bahwa perhitungan kalender Huang Di, yang menjadi dasar perhitungan Imlek, didasarkan kepada perhitungan gabungan antara bulan (lunar) dan matahari (solar). “Kalau (kalender, red) Masehi kan berdasar solar artinya edar bumi mengelilingi matahari, kalau Hijriyah (kalender umat Islam, red) berdasar lunar atau edar bulan mengelilingi bumi,” kata dia.
Budi menjelaskan dalam Kalender Imlek, Tahun Baru Konghucu selalu jatuh bulan Januari hingga Februari. Kalender Imlek, kata Budi memiliki selisih 19 tahun 11,25 hari dengan sistem kalender Gregorian, sehingga saat perayaan Tahun Baru Imlek hendak bergeser ke Desember selalu ada penambahan bulan ke-13
Ia menjelaskan kalender solar atau matahari, didasari orbit bumi mengelilingi matahari selama lebih kurang 365,25 hari per tahun, dia mencontohkan kalender yang menggunakan sistem perhitungan ini yakni Kalender Gregorian sementara itu kalender lunar atau bulan adalah kalender Hijriah–yang digunakan umat Muslim– yang mendasari perhitungannya dari orbit bulan mengelilingi bumi selama lebih kurang 29,5 hari per bulan, atau 354 hari per tahun.
“Dengan menggabungkan kedua sistem solar dan lunar, atau lunisolar, maka Kalender Imlek bisa digunakan untuk menghitung bulan baru dan purnama, pasang surut air laut, pergantian musim, dan letak semu matahari terhadap sumbu bumi,” kata dia.
Budi menjelaskan Kalender Imlek berpatokan dari tahun lahirnya Kong Fuzi (Konfusius/Confucius/Kong Fu Tse—nabi utama Konghucu) yakni 551 SM, ia menjelaskan alasan Tahun Baru Imlek dinamai Tahun Baru 2567 Kongzili.
“Oleh karena itu kalau tadi panjang lebar sudah kita obrolkan tentang Imlek diperingati Umat Konghucu pada Januari dan Februari, sekarang mengapa Tahun Baru Imlek yang akan dirayakan 2016 ini disebut Tahun Baru 2567 Kongzili, karena 2567 merupakan penambahan tahun dari 2016 ditambah 551,” kata dia.
Editor: Bayu Probo
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...