Terinspirasi Iman Misionaris, Militan Boko Haram Ikut Yesus
LAGOS, SATUHARAPAN.COM – Pekerja Kristen setempat terus memberitakan firman Allah di tengah gencarnya kampanye teror Boko Haram di timur laut Nigeria. Sehingga, beberapa anggota kelompok yang berafiliasi dengan ISIS ini menjadi pengikut Yesus Kristus setelah terinspirasi keteguhan hati para misionaris.
Di waktu anak-anak muda Nigeria dilatih untuk terus tanpa rasa takut mengembangkan gereja saat memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang telantar akibat konflik, Injil Kristus menemukan lahan subur di kalangan pejuang Boko Haram, kata Christian Aid Mission.
Pelayanan yang sudah dilakukan selama 32 tahun ini—dibantu oleh Christian Aid Mission selama 28 tahun terakhir—mampu “langsung mencapai yang tak terjangkau,” kata direktur Christian Aid Afrika Amie Cotton seperti diberitakan Christian Today, Rabu (9/7).
“Misi ini membantu orang-orang yang tidak mengenal Kristus untuk mengenal-Nya, tetapi juga melatih dan mengembangkan kepemimpinan, kedisiplinan, dan melakukan pekerjaan di daerah yang sulit bagi pemuda-pemuda,” katanya.
Namun, keputusan untuk menjadi pengikut Kristus berharga mahal.
Menurut Cotton, Boko Haram mengirimi salah satu mantan anggotanya yang menjadi Kristen dengan video pembunuhan istri dan tiga anak-anak dengan pisau.
“Kadang ia terhibur bahwa ia memiliki Yesus, tetapi ketika ia ingat keluarganya, ia merasa seperti dia seharusnya tidak harus hidup di dunia ini lagi,” katanya.
“Hal yang baik dari ini adalah bahwa Allah telah membawa kepada diri-Nya. Dan, saat Allah memanggilnya untuk jadi anak-Nya, Dia juga telah menyelamatkan beberapa nyawa, juga. Sebab, mantan anggota Boko Haram ini sebelumnya seorang pembantai juga.”
Mantan anggota Boko Haram yang menjadi Kristen ini telah dikirim ke tempat yang aman, jauh dari cengkeraman kepala kelompok di timur laut.
Mereka sangat tertarik untuk belajar Alkitab. Mereka juga “secara spiritual membumi sehingga mereka dapat mencapai penduduk setempat,” kata Cotton.
Keberanian Rohaniwan Muda
Sementara itu, lulusan seminari pelayanan ini telah menerjang bahaya yang ditimbulkan oleh Boko Haram, menolak untuk meninggalkan korban dan pengungsi untuk menyalurkan kasih Yesus.
“Beberapa orang muda kita yang telah lulus dari seminari yang bergabung Christian Aid begitu berani,” kata Cotton. “Di salah satu desa, Boko Haram adalah membunuh orang, dan misionaris kami melarikan diri ke semak-semak. Dan, dia menelepon saya dari semak-semak dan berkata, ‘Boko Haram telah menyerang dan mereka membunuh orang, dan orang-orang yang melarikan diri ke hutan, dan mereka tidak tahu keberadaan anak-anak mereka atau istri mereka.”
Misionaris lokal kemudian meneleponnya untuk mengatakan militer Nigeria sudah tiba. Cotton menawarinya dan tiga misionaris lokal lainnya untuk sementara meninggalkan desa ini, tapi para pemuda itu menolak.
“Dengar, kami memiliki lebih dari 100 orang yang kami layani di desa ini. Jika kami akan keluar, kami akan keluar dengan mereka. Jika kami tidak pergi dengan mereka, maka itu berarti kami tidak datang kembali, karena jika kami kembali, apa pesan dari kasih Allah akan kami beritakan kepada mereka lagi? Bahwa kami lari ketika ada krisis, dan sekarang kami sudah kembali?” kata misionaris itu kepada sang direktur.
Cotton mengatakan para pemuda siap untuk menyebarkan Injil meskipun menghadapi kekejaman Boko Haram.
“Di tengah-tengah apa yang terjadi, kami masih bersyukur kepada Tuhan, karena kami masih hidup, kami masih bekerja,” katanya.
“Jika gereja bersembunyi, siapa yang akan tahu gereja? Harus ada misionaris yang berani memenangkan jiwa-jiwa. Dan, bahwa mereka siap untuk mati.”
Christian Aid Mission adalah sebuah organisasi non-profit berusia 60 tahun yang berusaha untuk membantu lebih dari 500 pelayanan di berbagai negara dan menggunakan misionaris setempat. (christiantoday.com)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...