The Fed Tunda Kenaikan Bunga, Diperkirakan Sampai September
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Federal Reserve atau bank sentral AS pada Rabu (29/4) membiarkan rentang waktu untuk kenaikan suku bunga tetap terbuka, menyusul pelambatan musim dingin yang menghentikan pertumbuhan ekonomi AS.
Setelah lebih dari satu tahun mengisyaratkan bahwa mereka akan mulai menaikkan suku bunga The Fed pada pertengahan 2015, seusai pertemuan Komite Pasar Terbuka (FOMC) The Fed hanya mengatakan pihaknya akan bergerak ketika melihat perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja dan yakin bahwa inflasi akan meningkat dalam jangka menengah.
Meskipun demikian, dalam pertemuan dua hari itu juga dikatakan bahwa pelambatan pada kuartal pertama "sebagian" mencerminkan faktor-faktor sementara, dan bahwa ekonomi akan kembali melanjutkan ekspansinya pada "kecepatan moderat".
Itu menunjukkan The Fed masih memperkirakan untuk memulai serangkaian kenaikan suku bunga di bulan-bulan mendatang, meskipun tidak mungkin pada Juni, seperti yang banyak analis telah perkirakan sampai baru-baru ini.
Bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat nol sejak akhir 2008, menjaga kebijakan moneter yang luar biasa longgar untuk mendukung pemulihan dari resesi besar. (Lihat grafik)
Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi telah menimbulkan gelombang di pasar global selama hampir dua tahun, mengirim dolar naik tajam dan memicu arus keluar modal dari ekonomi-ekonomi lebih lemah.
Dalam pernyataannya setelah pertemuan, FOMC menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan ekonomi melambat menjadi hanya tumbuh 0,2 persen secara tahunan pada kuartal pertama, yakni kenaikan yang moderat lapangan pekerjaan, investasi tetap bisnis dan pengeluaran rumah tangga yang melambat, serta ekspor menurun.
Tetapi bank sentral juga mencatat kekuatan yang bisa mendukung rebound di kuartal kedua.
"Pendapatan riil rumah tangga naik tajam, sebagian mencerminkan penurunan harga energi sebelumnya, dan sentimen konsumen tetap tinggi," katanya.
FOMC mengatakan pihaknya memperkirakan pasar pekerjaan akan terus membaik, setelah hasil buruk pada Maret. Hasil buruk itu sempat mematahkan serangkaian kinerja kuat selama 12-bulan, yang menambahkan 3,4 juta pekerjaan bagi perekonomian.
Bank mencatat bahwa meskipun inflasi tetap rendah, diperkirakan bahwa harga akan meningkat dan mulai bergerak menuju target 2,0 persen dalam jangka menengah.
Bulan Maret lalu, The Fed akhirnya menghapus kata "sabar" dari pernyataan resminya, yang banyak diyakini berarti bahwa mereka mungkin akan menaikkan suku bunga pada awal Juni. Kemudian, setelah laporan kinerja perekonomian yang buruk di bulan Maret dan pertumbuhan ekonomi yang melambat, kenaikan suku bunga di bulan Juni tampaknya dikesampingkan. Sebuah konsensus para ekonom dan ahli, sebagaimana dikutip oleh CNN, meyakini bulan September adalah yang paling mungkin waktu untuk kenaikan suku bunga.
Tertundanya kenaikan suku bunga merupakan pertanda betapa perekonomian terdampak oleh cuaca dingin musim dingin, tingginya nilai tukar dolar AS dan penciptaan lapangan kerja yang lebih lambat pada tahun 2015. Salah satu kemungkinan yang terjadi pada perekonomian adalah pengulangan fenomena tahun lalu: pertumbuhan yang lambat di musim dingin, diikuti oleh kebangkitan besar di sisa tahun. (AFP/CNN)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...