The Overtunes Jadikan Yesus Kekuatan Berkarya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Meski kiprah di dunia hiburan telah berhasil diapresiasi oleh ribuan pengggemar, grup musik The Overtunes yang menaungi tiga musikus muda berbakat nampaknya tak pernah lupa dengan iman yang tertanam dalam diri mereka sejak kecil.
Kepada satuharapan.com yang ditemui sebelum tampil menghibur para penggemar di Plaza Semanggi, Jakarta, Sabtu (21/3) malam, tiga bersaudara Mikha Angelo, Reuben Nathaniel, dan Mada Emmanuelle ini mengaku tak pernah melupakan Yesus dalam karier bermusiknya. Bahkan,ketiganya sependapat bila Yesus adalah kekuatan mereka dalam berkarya.
“Jalan hidup dan segala sesuatunya bermuara dari Yesus dan memang kita tujuannya akan kembali
ke Tuhan. Jadi Tuhan memang seperti hal paling penting dalam hidup. Sama saja seperti tujuan hidup,” ujar Mikha yang mulai tenar setelah mengikuti salah satu ajang pencarian bakat di stasiun televisi swasta.
Ia pun menyadari bahwa hidup yang dijalaninya tiap hari adalah rencana dari Tuhan.
Senada dengan Mikha, Reuben pun mengakui bahwa Tuhan adalah sosok yang paling berperan penting dalam hidupnya.
“Tuhan yang membantu kita. Teman juga, bisa dianggap bos juga. Manusia kalau dibawa stress suka lupa tujuannya, padahal hidup harusnya ingat Tuhan. Hidup juga memang untuk Tuhan dan Tuhan lah tempatnya kita untuk berdoa. Jadi ya Tuhan banyak artinya,” kata Reuben sembari tertawa.
Lain halnya dengan kedua saudaranya, Mada memandang Yesus sebagai sebuah standar hidup.
“Kita harus hidup seperti dia juga. Makin ke sini manusia makin semaunya, jadi kita tengah mengalami degradasi. Jadi ya bagi saya manusia, khususnya Nasrani, sebaiknya meneladan Yesus,” Mada mengungkapkan.
Lebih dari itu, Yesus pun tak hanya sekadar jadi muara prinsip hidup, tetapi juga sahabat sepanjang waktu.
“Dia (Yesus, Red) pokoknya prioritas kami,” ujar ketiganya sepakat.
Pelayanan Sejak Awal
Sebagai ujud syukur dalam berkarya, tiga pria bersuara emas dan pandai memainkan berbagai alat musik ini pun tak lantas melupakan pelayanan. Dari awal berkiprah di dunia musik, mereka mengaku selalu diajari oleh orangtua untuk melayani sesama dengan talenta yang telah diturunkan di dalam diri ketiganya.
“Selain menyanyikan lagu sekuler atau komersil, orangtua kami juga mengajari kami untuk coba mengetuk hati orang dengan lagu-lagu rohani. Jadi kami tidak pernah tertutup dengan yang namanya pelayanan,” ungkap Mada.
Pelayanan yang diujudkan dalam sajian musik yang indah apun diakui sebagai bentuk syukur atas berkat yang membawa tiga pria ini sampai pada titik yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Musik-musik berkualitas yang dibawakan setiap penampilan pun tak lepas dari bentuk pelayanan terhadap sesama.
“Apa yang kami sajikan adalah balasan cinta untuk mereka yang sudah memberikan cintanya kepada kami,” ujar Reuben.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...