Ukraina Sesalkan Black Box Pesawat MH17 Dibawa ke Moskow
KIEV, SATUHARAPAN.COM – Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, mengatakan bahwa pesawat Malaysia Airline MH17 yang jatuh ditembak dengan peluru kendali kelompok pemberontak yang disebutnya sebagai teroris di wilayah dekat perbatasan dengan Rusia. Dia juga menyayangkan barang bukti kotak hitam disembunyikan ke Moskow.
Poroshenko dalam pernyataan hari Jumat (18/7) sebagaimana dikutip media setempat Kyiv Post mengatakan, “Selama beberapa bulan terakhir Ukraina dikacaukan oleh peristiwa yang dilakukan agresor dan militer di wilayah timur. Namun tragedi yang terjadi di langit Ukraina saat ini sangat mengguncang.”
“Hari ini teroris membunuh tiga ratus orang dengan satu tembakan. Di antara mereka adalah anak-anak yang tidak bersalah, orang dari banyak negara di dunia,” kata dia.
Pesawat Malaysia Airline nomor penerbangan MH17 terbang dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia, membawa 298 penumpang. Ledakan di udara yang menghancurkan pesawat itu diperkirakan membunuh seluruh penumpang dan awak, termasuk 12 warga Indonesia.
Teroris menembak jatuh sebuah pesawat penerbangan sipil Malaysia pada rute dari Amsterdam ke Kuala Lumpur di ketinggian 10 ribu meter, kata Poroshenko. “Saya dan semua rakyat Ukraina berduka bagi ratusan penumpang yang tidak bersalah yang sayangnya telah menjadi korban agresi terhadap kami.”
“Kami menawarkan bela rasa kepada kerabat penumpang dan awak yang tidak akan melihat orang yang mereka cintai lagi. Selama berminggu-minggu kami telah meneteskan air mata karena kematian saudara kami. Kami memiliki air mata yang tersisa bagi korban tak berdosa dari kejahatan ini,” kata dia.
Black Box Dibawa ke Moskow
Poroshenko juga menyebutkan bahwa beberapa kali otorita keamanan Ukraina menangkap pesan dari pemberontak kepada atasannya dari Unit Intelijen Angkatan Bersenjata Rusia yang menyebutkan mereka menjatuhkan pesawat.
“Dalam beberapa hari terakhir, terjadi insiden tragis ketiga, setelah dua pesawat militer Ukraina ditembak jatuh,” kata dia dan menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan Perdana menteri Belanda, Perdana menteri Malaysia dan Presiden Amerika Serikat tentang tragedi ini.
Ukraina juga disebutkan telah membentuk komisi penyelidikan yang akan bergabung dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, serta perwakilan ketiga negara tersebut.
Poroshenko menyatakan kekecewaannya karena para teroris telah menyembunyikan dan membawa baranag bukti berupa kotak hitam (black box) pesawat tersebut ke Moskow, Rusia.
“Hari ini, tragedi membuktikan lagi bahwa terorisme bukan (isu) lokal, tapi isu global. Agresi Rusia terhadap Ukraina tidak hanya masalah kita, tetapi ancaman bagi keamanan Eropa dan global. Mengatasi ancaman ini membutuhkan respon global secara terpadu,” kata dia.
“Hari ini, seluruh dunia telah melihat wajah asli agresor. Menembak jatuh sebuah pesawat sipil adalah tindakan terorisme internasional, yang mentargetkan seluruh dunia. Ini adalah panggilan untuk bangun bagi seluruh dunia. Kami berharap untuk respon yang memadai dari masyarakat internasional,” kata dia.
Pernyataan Putin
Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuntut penyelidikan yang objektif atas jatuhnya pesawat Malaysia itu, di tengah pernyataan bela sungkawa bagi keluarga korban.
Hari Jumat (18/7) Pernyataan pers Moskow yang dikutip media Rusia, Ria Novosti, dikatakan, "Kepala negara Rusia menekankan bahwa tragedi yang terjadi sekali lagi menegaskan perlunya penyelesaian damai cepat untuk krisis akut di Ukraina, dan mengatakan bahwa semua situasi di sekitar bencana pesawat perlu diteliti dengan cermat dan objektif."
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...