Wanita Suriah Ramai-ramai Bakar Burka Rayakan Kekalahan ISIS
MANBIJ, SATUHARAPAN.COM - Burqa atau sering juga ditulis burka, adalah sejenis pakaian perempuan yang menutupi seluruh tubuh. Walau ia dikenal sebagai busana Muslim, ternyata tak sedikit perempuan Muslim yang mengenakannya secara terpaksa.
Paling tidak inilah yang dirasakan oleh sejumlah perempuan Suriah. Mereka menganggap burka adalah busana bodoh yang dipaksakan oleh kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) atau ISIS untuk mereka kenakan.
Dan ketika ISIS berhasil dipukul mundur dari wilayah dimana mereka berada, mereka merayakannya dengan membuang busana yang dianggap ketinggalan zaman itu.
Sebuah petunjuk yang mencantumkan tujuh peraturan tentang cara berbusana perempuan Muslim menurut ISIS (Foto: HRW/social media)
Hal itu tampak dalam sebuah video yang dirilis oleh kantor berita Anha, milik kelompok Kurdi, yang disiarkan kembali oleh media online Inggris, The Independent. Di klip video tersebut tampak perempuan Suriah membakar busana itu beramai-ramai untuk merayakan hengkangnya ISIS dari wilayah mereka.
"Sialan dengan penemuan bodoh ini yang dipaksakan untuk kami kenakan," seorang perempuan berkata sambil dia menyalakan api untuk membakar burka hitamnya.
"Kami manusia, kami memiliki kebebasan kami sendiri," kata dia.
Video yang dirilis oleh kantor berita Anha itu menunjukkan kerumunan perempuan dan anak-anak yang bersorak saat burqa terbakar. Video itu dibuat di kota Manbij, Suriah. (Video dapat dilihat di sini)
Setelah memasukkan burqa ke dalam api, seorang perempuan lain menggambarkan bagaimana militan ISIS telah melecehkan penduduk sipil dan menyiksa anak-anak dan orang dewasa
"Mereka melarang televisi, memutus telepon, mereka mengambil semua daging, mereka mengambil semua roti, kami hidup dalam kelaparan," katanya.
"Mereka mengambil orang-orang kami dan membunuh mereka, mereka mengurung orang-orang kami di penjara, kami ingin mereka kembali."
Rekaman itu tampaknya difilmkan oleh seorang wartawan yang bergabung dengan Kurdish Syrian Democratic Forces (SDF), yang merebut wilayah ISIS dengan dukungan serangan udara internasional.
Video tersebut dibuat di distrik al-Naimi, Manbij, pada 30 Juli pada saat SDF memaksa ISIS mundur lebih jauh dari bekas wilayah kekuasaan mereka, yang kini telah dikepung oleh SDF.
ISIS sebelum ini memaksa perempuan untuk mengenakan burqa, yang menutupi seluruh tubuh selain mata, sebagai bagian dari interpretasi hukum Syariah.
Kelompok teroris itu membentuk 'polisi moral' yang dengan brutal menegakkan aturan berpakaian dan pembatasan lainnya terhadap perempuan, termasuk dilarang meninggalkan rumah tanpa didampingi laki-laki.
Seiring dengan operasi militer di Irak dan Suriah yang memukul ISIS dari wilayah yang selama ini mereka kuasai, perayaan seperti yang mirip dengan pembakaran burka itu juga berlangsung di berbagai tempat.
Bulan Juni lalu, seorang gadis berusia 19 tahun, Souad Hamidi, merayakan kebebasan dirinya dengan merobek cadar hitamnya dan menggantinya dengan kerudung merah.
"Saya merasa dibebaskan," katanya kepada Reuters.
"Mereka memaksa kami memakainya, bertentangan dengan keinginan kami, jadi saya membuang ISIS dengan cara itu. Aku ingin menghapus ISIS dari ingatanku," kata dia.
"Aku berharap setiap daerah yang dikuasai Daesh (sebutan lain untuk ISIS) dibebaskan, bahwa orang terbebas dari mereka dan bisa hidup seperti yang kami jalani sekarang."
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...