Yahudi Menentang Serangan Israel ke Gaza
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Protes menentang konflik di jalur Gaza antara Hamas dan militer Israel meluas di seluruh dunia. Termasuk warga Yahudi. Di Amerika Serikat dan Eropa, mereka menentang serangan brutal Israel yang membunuh ratusan warga Palestina.
Yahudi Amerika Serikat Menentang Israel
Protes terhadap Israel yang diselenggarakan oleh Jewish Voice for Peace menarik 1.000 demonstran di 15 kota, kata penyelenggara.
Protes berlangsung Jumat (11/7) di Boston, New York, Chicago, Los Angeles, Philadelphia, dan San Francisco, juga kota-kota lain, menurut Rabbi Alissa Wise, anggota kelompok dewan rabi. Suara Yahudi untuk Perdamaian (Jewish Voice for Peace/JVP) bergabung dengan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (Boycott, Divestment and Sanctions) melawan Israel.
Sponsor dari protes Boston, yang menarik sekitar 100 orang, termasuk komite American Friends Service, Grassroots International dan Ads Against Apartheid, sebuah kelompok yang telah menjalankan kampanye poster anti-Israel pada sistem transportasi Boston.
Setelah reli di Boston Common, kelompok ini, termasuk mahasiswa dan kelompok agama dan pekerja, berbaris melalui pusat kota dan berorasi sebentar di depan tiga perusahaan yang mereka katakan terlibat dalam kekerasan. Salah satunya adalah Macy, yang ditargetkan sebagai bagian dari kampanye boikot terhadap produk SodaStream yang dibuat di pemukiman Tepi Barat, dan TIAA-CREF, dana investasi pensiun.
“Kami di sini untuk mengecam tindakan Israel pada Palestina, untuk meratapi hilangnya nyawa, dan untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan yang memungkinkan kekerasan ini,” kata Lisa Stampnitzky, seorang aktivis JVP dari Boston.
Namun, tindakan itu tidak sepenuhnya disetujui komunitas Yahudi di Boston. “Kami mencurahkan semua energi kami untuk mendukung Israel yang menghadapi situasi sulit dengan musuh yang disumpah untuk menghancurkan Israel,” kata Margolis Elana, asisten direktur Hubungan Masyarakat Dewan Yahudi.
Sebuah reli untuk mendukung Israel, sedang direncanakan oleh StandWithUs cabang Boston, sebuah organisasi pro-Israel di kampus-kampus menurut Aviva Malveira, lulusan Boston University.
“Sangat penting untuk berbicara atas nama Israel,” kata Malveira. “Ini disayangkan dan menyedihkan bahwa JVP menyelaraskan diri dengan agenda anti-Israel. Mereka hanya menyalahkan Israel dalam konflik ini. Padahal, itu juga tanggung jawab kepemimpinan Palestina.”
Wise mengatakan bahwa JVP berduka untuk semua korban konflik dan melihat bahwa penculikan bulan lalu dan pembunuhan tiga remaja Israel sebagai pemicu pertempuran saat ini.
“Ini adalah konflik yang kembali 47 tahun,” katanya, mengacu pada Perang Enam Hari tahun 1967. “Sebab, jika tidak melihat konteksnya, kita akan kehilangan seluruh kisah.”
Gubernur Massachusetts Deval Patrick, yang telah memimpin delegasi perdagangan dan akademik ke Israel, mengatakan dalam sebuah pernyataan warga negaranya sangat memedulikan kondisi di wilayah tersebut.
“Sulit untuk membayangkan bahwa hanya beberapa minggu setelah kunjungan terakhir kami, sirene memperingatkan serangan roket dari Gaza ke Tel Aviv,” kata Patrick. “Kami terus mendoakan teman-teman kami dan orang-orang terkasih di wilayah tersebut, dan semua orang Israel yang tidak bersalah dan warga Palestina yang hidup dalam ketakutan akibat kekerasan baru-baru ini.”
Secara terpisah, Ads Against Apartheid mengeluarkan pernyataan Kamis mengecam Massachusetts Bay Transit Authority yang mencopot poster-poster anti-Israel tanpa peringatan dan mengklaim itu adalah hasil dari tekanan dari kelompok-kelompok pro-Israel.
Namun, Juru Bicara MBTA, Joseph Pesaturo, mengungkapkan bahwa setelah melalui pemeriksaan tambahan oleh otoritas transit, tiga poster itu dicopot karena menyalahi aturan.
“Iklan itu dianggap tidak patuh dengan panduan iklan MBTA yang telah disetujui pengadilan,” kata Pesaturo.
Di Eropa
Di sisi lain, ribuan demonstran pro-Palestina juga turun di jalan-jalan London, Paris, dan Oslo pada Jumat untuk menyerukan diakhirinya serangan militer Israel di Gaza.
Mereka memadati jalan-jalan di luar Kedutaan Besar Israel di London barat, melambaikan plakat bertuliskan “Gaza: Akhiri Pengepungan” dan “ Kebebasan untuk Palestina”. Kerumunan memblokir seluruh jalan, dan beberapa pengunjuk rasa berhasil naik di atas bus double-decker yang terjebak dalam lalu lintas, namun polisi mengatakan protes itu umumnya berlangsung damai.
Situs berita Norwegia, The Local melaporkan bahwa sekitar 3.000 demonstran berkumpul di depan parlemen Norwegia di Oslo menyerukan berakhirnya kekerasan di wilayah tersebut. Acara itu diselenggarakan oleh Komite Palestina dari Norwegia dan organisasi lainnya.
Sebuah protes yang lebih kecil terjadi di Paris Jumat, di mana sekitar 100 orang berdemonstrasi di dekat Kementerian Luar Negeri Prancis. Para demonstran melambaikan bendera Palestina. Seorang wanita berteriak “Palestina akan bertahan” dengan bendera dicat di pipinya.
Stephane Frappreau, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Yahudi, mengatakan demonstrasi itu adalah tentang “membela kemanusiaan dan tentang menghentikan pembantaian itu.”
“Saya berpikir bahwa orang cenderung lupa bahwa Palestina adalah orang-orang yang menderita, anak-anak dan perempuan, yang meninggal setiap hari,” kata Frappreau. “Dan saya kira bahwa orang tidak harus bingung, karena menentang Israel seperti yang kita lakukan hari ini bukan tentang menjadi anti-Semit.”
Prancis memiliki komunitas Yahudi terbesar di Eropa Barat dan populasi terbesar Muslim, dan pemerintah Prancis telah berhati-hati pada perkembangan Gaza. Presiden Francois Hollande mengeluarkan pernyataan awal pekan ini dalam mendukung Israel yang memicu kritik karena tidak menyebutkan korban Palestina. Dia kemudian berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, kemudian mengeluarkan pernyataan baru mengungkapkan dukungan untuk masing-masing dan perhatian untuk semua korban. Dia mengecam kekerasan dan mendesak kembali ke pembicaraan damai.
Demonstrasi yang lebih besar direncanakan berlangsung akhir pekan ini. Di London, juru bicara Perdana Menteri David Cameron mengatakan sebelumnya ia mendukung Israel dalam menghadapi serangan Hamas terhadap warga sipil Israel. (jta.org/haaretz.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...