10 Personel Keamanan Iran Tewas dalam Serangan Kelompok Jihadis
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Serangan oleh jihadis di Iran tenggara dekat Pakistan menewaskan 10 personel keamanan Iran, media pemerintah melaporkan pada hari Kamis (4/4), dan menggandakan jumlah korban dari datasebelumnya.
Kelompok pemberontak Muslim Sunni yang berbasis di Pakistan, Jaish al-Adl, atau Tentara Keadilan, bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Jumlah korban tewas hampir sama besarnya dengan serangan serupa pada bulan Desember, yang diklaim oleh kelompok yang sama dan diikuti oleh serangan udara balasan oleh Pakistan.
Serangan tersebut terjadi di Provinsi Sistan-Baluchistan yang selama bertahun-tahun menghadapi kerusuhan yang melibatkan geng penyelundup narkoba, pemberontak dari minoritas Baluchi, dan ekstremis Muslim Sunni.
“Kasus serangan teroris ditutup dengan matinya 10 anggota pasukan keamanan,” dan terbunuhnya 18 “teroris”, kata televisi pemerintah.
Majid Mirahmadi, wakil menteri dalam negeri Iran, sebelumnya mengatakan kepada saluran tersebut bahwa lima anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan polisi tewas dalam dua serangan malam hari terhadap pangkalan IRGC di Rask dan sebuah pos polisi di Chabahar.
“Para teroris berencana merebut pangkalan militer,” Mirahmadi kemudian mengatakan kepada televisi pemerintah, seraya menambahkan bahwa “tidak ada satu pun dari mereka yang selamat” dalam bentrokan tersebut.
Dia menambahkan bahwa para penyerang tampaknya adalah orang asing, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Jumlah penyerang yang tewas dalam bentrokan tersebut juga meningkat dari 15 orang yang diumumkan Jenderal Mohammad Pakpour, yang memimpin pasukan darat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran melalui televisi.
Kelompok Jaish al-Adl mengklaim serangan tersebut pada saluran Telegramnya. Dibentuk pada tahun 2012, kelompok ini terdaftar sebagai kelompok “teroris” oleh Iran dan juga oleh Amerika Serikat.
Serangkaian Serangan
“Pakistan dengan tegas mengutuk serangan teroris yang keji dan keji terhadap polisi dan instalasi keamanan,” kata Kementerian Luar Negeri di Islamabad. “Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban dan berdoa untuk kesembuhan mereka yang terluka.”
Ia menambahkan bahwa Pakistan “sangat prihatin dengan meningkatnya aksi terorisme di wilayah kami”.
Jaish al-Adl mengaku bertanggung jawab atas serangan pada bulan Desember yang menewaskan 11 petugas di kantor polisi di Rask, salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kelompok tersebut mengklaim serangan lain di kantor polisi Rask yang menewaskan seorang petugas pada 10 Januari.
Sepekan kemudian, Iran mengatakan pihaknya membalas dengan serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap sasaran Jaish al-Adl di perbatasan Pakistan.
Sebagai tanggapan, Pakistan mengatakan pihaknya melakukan serangan udara terhadap separatis Baluchi di Iran.
Serangan Iran menewaskan sedikitnya dua anak, menurut Pakistan, sementara serangan Pakistan menewaskan sedikitnya sembilan orang di Iran, menurut kantor berita resmi Iran, IRNA.
Serangan lintas batas yang jarang terjadi ini memicu ketegangan regional yang sudah dipicu oleh perang Israel di Gaza, namun pada akhir Januari kedua negara tetangga tersebut berupaya untuk memperbaiki hubungan.
Baluchistan terbelah dua karena keroposnya perbatasan kedua negara. Provinsi Sistan-Baluchistan yang miskin, yang juga berbatasan dengan Afghanistan, adalah salah satu dari sedikit provinsi yang mayoritas penduduknya Sunni di Iran yang didominasi Syiah. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...