100 Juta WNI Ikut Latihan Bela Negara Dinilai Realistis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia mencanagkan program bela negara bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berusia di bawah 50 tahun. Program ini akan dibuka pada hari Senin (19/10) besok, dengan latihan serentak selama satu bulan penuh.
Menurut Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, target dari program ini adalah melatih 100 juta WNI dalam waktu 10 tahun.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Supiyadin Aries Saputra, menilai target melatih 100 juta WNI dalam kurun waktu 10 tahun realistis. Sebab, program tersebut akan membangun rasa nasionalisme masyarakat Indonesia, di tengah keterpurukan moral bangsa yang terjadi saat ini.
"Memang cukup (target 100 juta) karena ini membangun nasionalisme. Masa kita melatih warga negara ke arah lebih baik terus tidak bagus? Di tengah situasi moral generasi muda, hancur karena narkoba, kriminal, degradasi moral, ini adalah wadah (bela negara) betapa pentingnya bagi mereka, kesadaran mereka tentang kebangsaan, betapa pentingnya cinta tanah air," kata Supiyadin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, hari Senin (13/10) malam.
Dia melanjutkan, target rekrutmen uji coba pemerintah dalam latihan bela negara bulan Oktober yang sejumlah 4.500 peserta dari 45 kabupaten bisa terealisasi, apalagi jumlah penduduk di Pulau Jawa sangat memungkinkan.
"Per kabupaten 100, anda bisa bayangkan 100 dari lima juta jumlah pernduduk per kabupaten, apalah artinya,? Iya kan? Kalau di luar Pulau Jawa satu juta penduduk satu kabupaten kita ambil 100. Itu pendaftarannya pasti lewat sukarela dan itu pasti lebih jumlahnya. Saya sudah pengalamanlah jadi Pangdam, kita minta sekian karena itu ada mewakili mahasiswa, siswa SMA, masyarakat umum, pemuda, mewakili pekerja ada, kita hanya ambil 100," kata politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu.
Soal lokasi maupun fasilitas latihan, menurut Supiyadin, sangat memadai. Tentara Nasional Indonesia (TNI) mempunyai basis-basis latihan yang tersebar hampir diseluruh Indonesia. "Kan tempatnya bukan di lembaga pendidikan, di batalion. Asrama TNI kita lengkap, ada batalion, rindam dan itu tidak menyusahkan. Kalo nampung segitu gak ada masalah. Intinya kita tangkap substansinya," tutur Supiyadin.
Editor : Bayu Probo
Polri Tangkap Buron Pengendali Clandestine Lab di Bali Asal ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengamankan satu orang dar...