1.000 Migran Arab di Jerman Ramai-ramai Lakukan Pelecehan Seksual
COLOGNE, SATUHARAPAN.COM - Walikota Cologne telah memanggil pihak kepolisian kota untuk pembicaraan krisis setelah sekitar 80 perempuan dilaporkan mengalami serangan seksual dan perampokan oleh segerombolan orang di malam tahun baru.
Skala serangan terhadap perempuan di stasiun kereta api pusat kota telah mengejutkan Jerman. Sekitar 1.000 pemuda mabuk dan agresif terlibat.
BBC melaporkan, Kepala Polisi Kota, Wolfgang Albers, menyebutnya "suatu dimensi yang sama sekali baru dari kejahatan". Dari penampilannya, menurut dia, orang-orang itu berlatar belakang Arab atau Afrika Utara, kata dia.
Para perempuan juga menjadi sasaran serangan di Hamburg.
Tapi serangan di Cologne - dekat katedral yang menjadi ikon kota - adalah yang paling serius, menurut laporan media Jerman. Setidaknya satu wanita diperkosa, dan banyak yang diraba-raba.
Sebagian besar kejahatan yang dilaporkan ke polisi adalah perampokan. Seorang polisi sukarelawan adalah di antara korban yang dianiaya secara seksual.
Pasar Natal yang cantik dengan setting abad pertengahan mungkin terlihat indah di Cologne, tetapi pada malam Natal dan Tahun Baru daerah sekitar Katedral Cologne adalah zona bahaya yang terkenal dengan para pencopet dan pencuri.
Sekarang ditambah lagi dengan kasus puluhan pelecehan seksual, dan satu kasus pemerkosaan, telah mengejutkan Jerman.
Apa yang sangat mengganggu adalah bahwa serangan itu tampaknya telah direncanakan. Sekitar 1.000 pemuda tiba dalam kelompok besar, tampaknya dengan maksud tertentu melaksanakan serangan terhadap perempuan.
Polisi di Hamburg juga melaporkan insiden serupa pada malam tahun baru di daerah St Pauli. Satu politisi mengatakan ini hanyalah puncak dari gunung es.
Dan ada kekhawatiran nyata tentang apa yang akan terjadi pada bulan Februari ketika musim karnaval tiba.
Cologne akan menggelar acara karnaval pada 4-10 Februari, dengan ratusan ribu orang diharapkan bersuka ria di jalan-jalan, seperti pada malam tahun baru.
Kepala polisi kota mengatakan "perilaku para penyerang 'adalah kepedulian yang nyata bagi saya, juga karena karnaval".
Polisi dikerahkan di luar stasiun karena orang banyak pada malam tahun baru, tetapi gagal untuk menemukan banyak serangan terhadap perempuan, menurut laporan. Ada juga kekhawatiran bahwa sejumlah perempuan tidak melaporkan serangan.
Walikota Cologne Henriette Reker mengatakan serangan itu "mengerikan". "Kita tidak bisa membiarkan ini menjadikan kota tanpa hukum," katanya, menegaskan bahwa banyak pengunjung tidak mau datang ke kota karena takut pada serangan.
Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas menulis tweet bahwa "kita tidak akan mentolerir serangan yang menjijikkan ini pada wanita - semua yang bertanggung jawab harus dibawa ke pengadilan".
Tapi ia juga memperingatkan agar jangan hanya menghubungkan kejahatan ini dengan isu migran dan pengungsi.
Maas mengatakan "hukum tidak membeda-bedakan mengenai asal atau paspor seseorang ... semua orang sama di depan hukum".
Situs berita Cologne Koelner Stadt-Anzeiger mengatakan tersangka sudah diketahui polisi karena seringnya pencopetan di dalam dan di sekitar stasiun pusat Cologne.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...