1,3 Miliar Ton Makanan Terbuang, 800 Juta Manusia Masih Kelaparan
Mengurangi kehilangan produk pangan penting untuk mengatasi kelaparan; Global Community Practice on Food Loss Reduction meluncurkan platform gigital.
ROMA, SATUHARAPAN.COM – Badan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan bahwa di seluruh dunia masih banyak produk makanan yang terbuang, bahkan hingga 30 persen, sementara di dunia terdapat sekitar 800 juta orang yang menderita kelaparan.
Data itu menyebutkan bahwa sekitar 30 persen produk pangan secara global terbuang. Sekitar 40 hingga 50 persen dari produk ubi-ubian, buah dan sayuran yang terbuang. Sedangkan produk minyak sayur, daging dan susu yang terbuang hingga 20 persen. Dari produk ikan, sekitar 35 persen hilang atau terbuang.
Total produk pangan yang ternuang mencapai sekitar 1,3 miliar ton, jumlah yang sepadan yang cukup untuk memberi makan sekitar dua miliar orang.
Produk makanan yang menjadi limbah di dunia cukup untuk memberi makan sekitar dua miliar orang, seperti diungkapkan pada Jumat (24/10) oleh tiga lembaga PBB terkait pangan yang berbasis di Roma, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan World Food Programme (WFP).
Ketiga lembaga meluncurkan sebuah komunitas untuk menurunkan produk makanan yang terbuang yang disebut sebagai Global Community of Practice (CoP) on Food Loss Reduction. Ketiga lembaga itu meluncurkan platform digital dengan sasaran mengatasi masalah yang timbul akibat kehilangan makanan.
800 juta Orang Kelaparan
FAO Wakil Direktur Jenderal Sumber Daya Alam FAO, Maria Helena Semedo, mengatakan bahwa dengan lebih dari 800 juta orang di dunia masih menderita kelaparan, menyelamatkan kehilangan dan kerusakan produk makanan menjadi amat penting.
"Ketika makanan diselamatkan, sumber daya yang digunakan untuk memproduksinya juga diselamatkan. Mengurangi limbah dan kerugian (hilangnya makanan) harus menjadi prioritas bagi semua," kata Semedo.
Di tengah pemborosan luar biasa produk makanan, upaya global untuk menguranginya harus secara holistik, kata Wakil Presiden IFAD, Michel Mordasini. Dia menunjuk peran petani kecil yang paling rentan. Inisiatif pasca panen untuk mengurangi kerugian yang dilakukan WFP misalnya telah menjangkau sekitar 16.000 peternakan rakyat di Uganda untuk mengurangi 70 persen kerugian.
"Solusi teknis yang tersedia masih harus bisa diakses dan terjangkau bagi mereka, masyarakat petani," kata Mordasini. Karena itu… Global Community Practice akan terlibat dalam memanfaatkan pengetahuan petani dan praktisi, serta peneliti, lembaga pembangunan dan pembuat kebijakan untuk tujuan itu. (un.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...