13,5 Juta Rakyat Suriah Butuh Bantuan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Kantor untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa 13,5 juta rakyat Suriah membutuhkan bantuan perlindungan dan kemanusiaan. Jumlah ini bertambah 1,2 juta orang hanya dalam 10 bulan terakhir.
Selain itu, enam juta di antara mereka adalah anak-anak, kata Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Stephen O'Brien, di depan Dewan Keamanan PBB di New Yor, Hari Selasa (27/10).
Situasi Suriah yang disebut sebagai tragedi dan keputus asaan yang tak bisa dibayangkan ini terjadi akibat kegagalan para pihak dalam konflik di Suriah dalam menerapkan prinsip-prinsip internasional.
Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA / Kantor untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) menyebutkan, meningkatnya pertempuran dan kekerasan selama beberapa pekan terakhir berdampak sangat besar, mengakibatkan kematian skala besar, cedera dan perpindahan warga sipil, khususnya di Suriah utara, kata O'Brien.
Dia mengecam "serangan tanpa pandang bulu pada wilayah penduduk sipil, dan terusterjadi impunitas terhadap pelaku.
Tiga Kali Mengungsi
Temuan terbaru OCHA menunjukkan lebih dari 120.000 orang mengungsi dari Suriah utara sejak awal Oktober. Dan tahun ini 1,2 juta orang mengungsi, banyak di antara mereka sudah dua atau tiga kali mengungsi.
PBB dan mitra juga mencatat terjadinya serangan terhadap lima rumah sakit di Provinsi Hama, Aleppo, dan Idleb baru-baru ini dan mengakibatkan kerusakan parah infrastruktur. "Sejak awal konflik, Dokter untuk Hak Asasi Manusia mendokumentasikan serangan pada setidaknya 313 fasilitas kesehatan dan membunuh 679 tenaga medis," kata O'Brien..
Menurut OCHA, sekitar 393.700 orang sekarang hidup dalam pengepungan di Suriah. Mereka terjepit di antara wilayah yang dikuasai kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS), Pemerintah Suriah, dan kelompok oposisi bersenjata, serta kelompok yang berafiliasi pada Al-Qaeda dan Front Al-Nusrah .
Sebanyak 26.500 orang di Provinsi Nubul, Zahra, dan Aleppo, disebut telah mempunyai akses keluar, namun pejabat PBB melihat akses ke daerah terkepung tetap "menyedihkan dan sepenuhnya tidak memadai."
Sejauh ini PBB hanya mampu mencapai 3,6 persen dari rakyat Suriah untuk bantuan kesehatan, dan hanya 0,5 persen yang mendapatkan bantuan makanan per bulan di daerah terkepung, kata dia.
Selain itu, dilaporkan bahwa musim dingin yang makin dekat akan memperburuk situasi . "Krisis ini sangat memerlukan solusi politik yang membahas akar konflik dan memenuhi aspirasi orang-orang Suriah yang sudah menderita terlalu lama," kata dia. (un.org)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...