1,5 Juta Warga Mosul Terjebak Pertempuran
MOSUL, SATUHARAPAN.COM - Sekitar 1,5 juta warga kota Mosul di Provinsi Niniwe terjebak di bawah pengepungan militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS / ISIS) dan pertempuran merebut kota itu oleh pasukan Irak.
Dalam lima bulan menjelang operasi militer itu, berbagai sumber mengatakan bahwa hampir 100.000 warga sipil berhasil melarikan diri dari Mosul untuk menghindari perang. Namun ada lebih banyak warga yang masih terjebak.
"Saat ini, kota terdekat diharapkan menampung 60.000 pengungsi pada tenda sementara, dan tempat penampungan sedang diatur," kata Sarah Kilani, konsultan Dewan Pengungsi Norwegia yang bekerja di wilayah itu, seperti dikutip Al Arabiya.
Untuk menghadapi serangan militer Irak, ISIS dilaporkan melarang warga sipil meninggalkan kota Mosul dan menggunakan mereka sebagai perisai manusia.
"Kami tahu mereka benar-benar sedang digunakan sebagai perisai manusia," kata juru bicara Pentagon, Kapten Angkatan Laut Jeff Davis, kepada wartawan seperti dikutip AFP.
Untuk bantuan kemanusiaan ada dua prioritas utama. Pertama, menjamin rute keluar yang aman bagi warga sipil. Kedua, fokus pada menjamin dana bantuan kemanusiaan yang memadai untuk pengungsi, katanya.
Operasi Melambat
Opperasi militer di Mosul, Irak, melambat pada hari kedua, Selasa (18/10), karena pasukan Irak mulai mendorong ke arah desa yang lebih besar dan menghadapi wilayah dengan penduduk sipil. Pertempuran bersar-besaran ini untuk merebut kembali kota Mosul di Irak utara dari cengekraman ISIS.
Dilaporkan bahwa bahan peledak dan jebakan membuat lambat gerakan militer Iraka, sepertidikatakan juru bicara koalisi anti ISIS pimpinan Amerika Serikat, Kolonel John Dorrian. Militer AS memperingatkan pertempuran yang sedang berlangsung untuk mengambal alih kota Mosul"akan sulit".
Lebih dari 25.000 tentara telah dikerahkan untuk merebut Mosul, sebuah operasi besar-besaran yang diharapkan mencapai target dalam hitungan pekan. Namun mungkin bisa bulan.
Saudi: ISIS Akan Kalah
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan, bahwa ISIS akan kalah perang di kota Mosul. Namun dia khawatir tentang milisi ekstrimis lainnya yang akan memasuki Mosul dan "terlibat dalam pertumpahan darah".
"Ini akan memiliki konsekuensi yang sangat negatif dan selanjutnya akan mengobarkan ketegangan sektarian di Irak. Itu akan menjadi bahaya terbesar yang akan kita lihat," katanya kepada media Saudi, Al Arabiya.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...