15 Peneliti Remaja Ikuti Kompetisi Ilmiah Dunia di AS
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 15 peneliti remaja Indonesia mengikuti ajang kompetisi ilmiah dunia bertajuk Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) yang digelar di Phoenix Convention Center, Arizona, Amerika Serikat (AS) pada 8 – 15 Mei 2016. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan Intel Corporation Indonesia di LIPI Jakarta, melepas peneliti remaja yang hendak berkompetisi tersebut pada 3 Mei lalu.
Peneliti remaja yang turut serta dalam ajang tersebut merupakan pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-47 dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Tahun 2015. LKIR merupakan ajang kompetisi ilmiah yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh LIPI, sedangkan OPSI merupakan ajang olimpiade penelitian yang digelar setiap tahun oleh Kemendikbud.
Pada ajang Intel ISEF tahun ini, LIPI mengirimkan lima hasil karya (proyek penelitian) ilmiah pemenang LKIR dari sembilan siswa pemenang. Sementara itu, Kemendikbud mengirimkan tiga tim proyek penelitian dari pemenang OPSI yang terdiri atas enam siswa pemenang.
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, berpesan agar peneliti remaja yang berangkat ke AS itu berusaha semaksimal mungkin mengeluarkan kemampuan terbaiknya, “Jangan minder. Kalian harus pede (percaya diri, Red), tetapi jangan sombong dan keluarkan kemampuan terbaik agar menjadi juara.”
Selain itu, Iskandar juga berharap mereka bergaul dengan pelajar dari negara lain, “Tempatkan diri kalian setara, serta bangunlah jejaring sebanyak mungkin dengan teman-teman dari negara lain.”
Apa pun hasilnya nanti, menurut Wakil Kepala LIPI Akmadi Abbas, peneliti remaja yang berkompetisi tersebut adalah pemenang, “Karena yang dikirim ke ajang kali ini merupakan yang terbaik, hasil kompetisi ilmiah di Indonesia.”
Bergengsi
Sweta Kurana, Corporate Affairs Manager Intel India dan Indonesia, mengungkapkan, para peneliti remaja Indonesia yang turut serta dalam ajang Intel ISEF kali ini patut berbangga. Ia menyebut ajang itu ajang bergengsi, karena diikuti 1.700 pelajar dari 70 negara.
Dia berharap peneliti remaja Indonesia bisa menjadi yang terbaik, “Semoga bisa berkompetisi dengan baik, bersaing dengan banyak pelajar negara lain dan akhirnya menjadi juara.”
Sekretaris Utama LIPI, Siti Nuramaliati Prijono, menambahkan, ajang Intel ISEF merupakan kesempatan emas bagi pelajar Indonesia unjuk gigi kemampuan. “Ajang bergengsi tersebut sangat penting diikuti agar bisa menemukan potensi dan bakat meneliti yang kelak bisa diasah terus-menerus menjadi peneliti handal,” katanya.
Berikut peneliti remaja Indonesia yang diberangkatkan ke AS:
Para Pemenang LKIR Tahun 2015
1. Ni Putu Intan Apasari dan Cok Laksmi Pradna Paramita (SMA Negeri 3 Denpasar), Pemenang Pertama LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Maritim melalui penemuannya, “Fraksi Anti-Bakteri dari Phytoplankton di Perairan Bali sebagai Sumber Antibiotika Baru”.
2. Aristo Kevin dan Maulana Imam Septyo Putro (SMA Negeri 3 Semarang), Pemenang Pertama LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik melalui penelitiannya, tentang lapisan anti karat yang memanfaatkan limbah plastik poliprofilena untuk meningkatkan ketahanan korosi dari seng di lingkungan air laut.
3. Jerome Adriel Tjiptadi dan Edwin Julianto (SMA Santa Laurensia Tangerang), Pemenang Kedua LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati dengan penelitian “Pengembangan Produk Masker yang Mengandung Ekstrak Pregnane Glikosida dari Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) sebagai Penyerap Polutan Gas Berbahaya”.
4. Nurkholifatul Maula dan Putri Rahayu Budiman (MAN Insan Cendikia Jambi), Pemenang Pertama LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan dengan judul penelitian “Ekistensi Perkebunan Sawit Berpengaruh terhadap Integrasi Sosial dan Lingkungan di Masyarakat Jambi”.
5. Adhis Tessa (SMA Negeri 11 Unggulan Pinrang), Pemenang Ketiga LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan dengan tema penelitian “Analisa Mengenai Intermediate Factor yang Menyebabkan Kemiskinan Struktural dan Kultural di Lingkungan Masyarakat Pinrang serta Ancamannya terhadap Sistem Ekologi Berkelanjutan”.
Para Pemenang OPSI Tahun 2015
1. Pemenang Medali Emas Bidang IPA – Biologi, Chabib Fachry Albab dan Millah Khoirul Mu'azzah (SMAN 2 Lamongan) melalui penelitian “Mengungkap Misteri Keberadaan Trulek Jawa (Vanellus macropterus) dan Usaha Konservasinya di Provinsi Jawa Timur (Studi Peta Lokasi Habitat dan Karakteristik Habitat Trulek Jawa)”.
2. Pemenang Medali Emas Bidang Sains Fisika, Quinita Maria Jose Noronha dan Sepvina Mutikasari (SMA Negeri 3 Yogyakarta) melalui penelitian “Kacamata Pendeteksi Nominal Uang bagi Penyandang Tuna Netra”.
3. Pemenang Medali Perak Bidang Teknologi Lingkungan, Kartika Puspitasari dan Bagas Aditya (SMAN 6 Yogyakarta) dengan penelitian “Potensi Biji Mahoni (Sweetenia mahogany L.jacq) sebagai Pembasmi Lemut Kerat pada Bantuan Candi”. (lipi.go.id)
Editor : Sotyati
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...