17 Negara Hentikan Sementara Penyuntikan Vaksin AstraZeneca
Ini termasuk Indonesia, dan mereka menunggu hasil temuan EMA.
SATUHARAPAN.COM-Setidaknya 17 negara telah menangguhkan atau menunda penggunaan vaksin produksi AstraZeneca COVID-19 setelah adanya laporan pembekuan darah pada orang yang telah menerima suntikan bahkan ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau pemerintah untuk tidak menghentikan kampanye vaksinasi.
Regulator obat-obatan Eropa, yang sedang meninjau masalah ini, akan mengumumkan temuannya pada hari Kamis setelah membahas informasi yang dikumpulkan mengenai apakah vaksin berkontribusi pada peristiwa pembekuan darah pada mereka yang diinokulasi. Pihaknya terus percaya bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.
Jumlah kejadian tromboemboli pada orang yang divaksinasi tidak lebih tinggi dari jumlah yang terlihat pada populasi umum, kata Badan Obat Eropa (EMA/European Medicines Agency).
Pada 10 Maret, 30 kasus kejadian tromboemboli telah dilaporkan di antara hampir lima juta orang yang divaksinasi dengan suntikan AstraZeneca di Wilayah Ekonomi Eropa.
Lebih dari 300 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan pada 12 Maret dan tidak ada kasus kematian yang ditemukan akibatnya, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hari Senin (15/3).
Lebih dari 10 juta orang di Inggris Raya telah menerima vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, tanpa bukti terkait kejadian buruk yang serius, katanya.
Di bawah ini adalah daftar negara yang telah mengambil tindakan:
- Austria: Penangguhan penggunaan satu batch vaksin pada 7 Maret setelah kematian satu orang dan sakit lainnya. Batch itu dikirim ke 17 negara UE.
- Bulgaria: Menghentikan inokulasi dengan vaksin itu sampai regulator Eropa mengirimkan pernyataan tertulis yang menghilangkan semua keraguan tentang keamanan.
- Siprus: Suntikan yang ditangguhkan pada hari Senin (15/3) menunggu tinjauan oleh European Medicines Agency (EMA).
- Denmark: Pada hari Kamis, penangguhan penggunaan selama dua pekan setelah melaporkan gejala "sangat tidak biasa" pada warga negara berusia 60 tahun yang meninggal karena pembekuan darah setelah menerima vaksin.
- Perancis: Akan berhenti memberikan vaksin menunggu penilaian dari regulator obat-obatan Eropa.
- Jerman: Pada hari Senin, 15 Maret, jeda penggunaan vaksin dilakukan sebagai "pencegahan".
- Islandia: Penggunaan vaksin yang ditangguhkan pada 11 Maret setelah dihentikan oleh Norwegia dan menunggu hasil investigasi oleh regulator Eropa.
- Indonesia: Penundaan pemberian vaksin pada 15 Maret sambil menunggu tinjauan WHO.
- Irlandia: Untuk sementara menangguhkan penyuntikan "karena kewaspadaan yang berlebihan" pada hari Minggu, menunggu informasi lebih lanjut dari regulator Eropa.
- Italia: Menghentikan penggunaan pada 15 Maret sebagai "tindakan pencegahan dan sementara" sambil menunggu keputusan regulator UE. Sebelumnya, tiga kelompok vaksin yang berbeda (ABV2856, AV6096 dan ABV5811) telah ditangguhkan di berbagai wilayah.
- Latvia: Badan kesehatan pemerintah Latvia pada hari Selasa (16/3) mengumumkan "penangguhan sementara" hingga dua pekan penggunaan vaksin itu.
- Swedia: Menunda vaksinasi COVID-19 menggunakan vaksin tersebut sebagai tindakan pencegahan.
- Belanda: Pemerintah menunda program vaksinasi pada hari Minggu (14/3) karena efek samping di negara lain. Pada hari Senin, mereka melaporkan 10 kasus efek samping yang merugikan dari vaksin tersebut.
- Norwegia: Menghentikan penyuntikan vaksin pada 11 Maret, dan kemudian mengatakan tiga petugas kesehatan sedang dirawat karena pendarahan, pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah. Salah satu individu telah meninggal, kata pihak berwenang.
- Rumania: Berhenti untuk sementara waktu memvaksinasi orang dengan satu batch vaksin pada 11 Maret.
- Spanyol: Pada hari Senin, menteri kesehatan mengatakan negara akan berhenti menggunakan vaksin tersebut setidaknya selama dua pekan, setelah empat daerah menghentikan pemberian dosis dari satu batch.
- Thailand: Vaksinasi akan dilanjutkan pada 15 Maret, setelah penundaan peluncurannya pekan lalu.
- Venezuela: Venezuela tidak akan mengizinkan vaksin tersebut, dengan alasan “efeknya pada pasien”. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...