1,9 Juta Murid SMA Ikuti Ujian Nasional Hari Ini
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 1.983.568 murid Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) di Tanah Air mengikuti Ujian Nasional yang berlangsung mulai 9 April hingga 12 April.
"Hari ini sebanyak 1.983.568 siswa SMA/MA mengikuti UN hari pertama yakni Bahasa Indonesia," kata Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Daryanto saat meninjau pelaksanaan ujian di SMAN 45 Jakarta, Senin (9/4).
Dari seluruh peserta yang mengikuti ujian, ada sekitar 91 persen atau 1.812.565 peserta didik dari 18.353 satuan pendidikan yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sebanyak 171.003 murid lainnya mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNKP).
Daryanto mengatakan, hingga Minggu (8/4) malam, sinkronisasi untuk pelaksanaan UNBK berjalan lancar. "Sekitar 95 persen sudah sinkron. Untuk Jakarta sendiri tidak ada masalah," katanya.
Pada ujian nasional kali ini, 100 persen wilayah provinsi menyelenggarakan UNBK pada jenjang sekolah menengah atas. UNBK SMA antara lain diselenggarakan di Aceh, Banten, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat,Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Tidak seperti ujian nasional tahun sebelumnya, pada ujian nasional tahun ini ada soal isian singkat untuk mata pelajaran matematika jenjang SMA atau sederajat, sertifikat hasil ujian nasional (SHUN) menggunakan tanda tangan digital, dan biaya untuk proktor dan pengawas ujian di satuan pendidikan menggunakan dana bantuan operasional sekolah.
UN Kali Ini Dilengkapi Soal-soal Nalar Tingkat Tinggi
Semetara itu, soal-soal yang membutuhkan daya nalar tingkat tinggi atau "High Order Thinking Skills" atau HOTS diujikan kepada peserta Ujian Nasional (UN) tahun ini, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Senin (9/4).
"Kita mulai berlakukan soal-soal yang dapat mendeteksi kemampuan siswa dalam tinggi dengan menggunakan soal yang membutuhkan daya nalar tinggi atau HOTS," kata Muhadjir usai meninjau UN SMK.
Mendikbud menargetkan secara substantif kualitas UN meningkat dengan memasukkan soal HOTS.
"Soal seperti itu nantinya akan menjadi standar pelaksanaan UN hingga 2025. Dengan demikian, kita harapkan bisa mendeteksi kemampuan siswa-siswa kita," kata dia.
Mendikbud mengharapkan UN bisa semakin dipertanggungjawabkan tingkat kejujuran dan standar kualitasnya.
Jika masih ada temuan kecurangan, maka dapat dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan. "Kami juga melibatkan guru dan sekolah dalam membuat soal HOTS tersebut untuk ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Guru-guru dilatih untuk membuat soal yang betul-betul baik."
Sementara itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Mochammad Abduh mengatakan, melalui UN akan dilihat tiga level kognitif siswa yakni pengenalan, pemahaman dan penalaran, serta eksplorasi.
"Soal-soal UN lebih banyak pada level kedua yakni pemahaman dan penalaran. Ada sekitar 50 persen, sedangkan pengenalan dan eksplorasi sisanya," kata Abduh. (Antaranews.com)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...