20 Negara Bergabung untuk Lindungi Pelayaran di Laut Merah dari Serangan Houthi
LAUT MERAH, SATUHARAPAN.COM-Sebanyak lebih dari 20 negara telah setuju untuk berpartisipasi dalam koalisi baru pimpinan Amerika Serikat yang menjaga lalu lintas komersial di Laut Merah dari serangan gerakan Houthi Yaman seiring dengan semakin banyaknya negara yang bergabung dalam upaya tersebut, kata Pentagon pada hari Kamis (21/12).
Namun, Pentagon menyebutkan bahwa setidaknya delapan negara yang telah mendaftar juga menolak disebutkan namanya secara publik, sebagai tanda sensitivitas politik dalam operasi tersebut ketika ketegangan regional meningkat akibat perang Israel-Hamas.
“Saat ini ada lebih dari 20 negara yang mendaftar untuk berpartisipasi,” kata Mayor Jenderal Patrick Ryder, sambil memperhatikan deklarasi Yunani dan Australia. “Kami akan mengizinkan negara lain, membiarkan mereka membicarakan partisipasi mereka.”
Amerika Serikat meluncurkan Operation Prosperity Guardian dua hari lalu, dan mengatakan lebih dari selusin negara telah setuju untuk berpartisipasi dalam upaya yang melibatkan patroli bersama di perairan Laut Merah dekat Yaman.
Setiap negara akan menyumbangkan apa yang mereka bisa, kata Ryder, menyebutnya sebagai “koalisi yang berkeinginan.”
“Dalam beberapa kasus, hal itu mencakup kapal. Dalam kasus lain, hal ini dapat mencakup staf atau jenis dukungan lainnya,” katanya dalam jumpa pers.
Krisis di Laut Merah muncul dari perang antara Israel dan kelompok milisi Palestina yang berkuasa di Gaza, Hamas.
Perang dimulai pada 7 Oktober ketika para pejuang Hamas menyerbu perbatasan Gaza ke Israel selatan, di mana pihak berwenang Israel mengatakan para militan tersebut membunuh sekitar 1.200 orang yang sebagian besar adalah warga sipil Israel dan orang asing.
Pemboman dan invasi balasan Israel ke Gaza, yang menurut para pejabat Israel bertujuan untuk memusnahkan Hamas, telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan di daerah kantong pesisir yang padat penduduknya.
Proksi Iran termasuk Houthi dan Hizbullah Lebanon telah menembakkan roket ke Israel sejak konflik dimulai. Sementara itu, kelompok Houthi telah meningkatkan serangan mereka di Laut Merah, mengancam akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel dan memperingatkan perusahaan pelayaran agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.
Serangan tersebut telah mengganggu jalur perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara dengan Asia melalui Terusan Suez dan menyebabkan biaya pengiriman peti kemas meningkat tajam karena perusahaan berupaya mengirimkan barang mereka melalui rute alternatif, yang seringkali lebih panjang.
Angkatan Laut AS, angkatan laut Inggris dan Perancis telah merespons dengan menembak jatuh drone dan rudal Houthi, tindakan defensif yang menurut beberapa kritikus di Washington tidak cukup untuk mencegah Houthi melanjutkan serangan mereka. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Peretas Korut Curi Kripto Senilai 58 Miliar Won
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa peretas Korea Utara (Korut) berada di ba...