20 Tahun Teror Bom JW Marriot Jakarta, Pembelajaran untuk Tidak Terulang
Umar Patek bersyukur atas kebesaran hati para penyintas memberinya maaf atas kejahatan yang dia lakukan.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak semua pihak untuk menjadikan Tragedi Bom JW Marriot tahun 2003 sebagai pembelajaran yang jangan sampai terulang lagi.
Direktur Deradikalisasi BNPT, Brigjen Pol. R. Achmad Nurwahid, mengingatkan para mitra deradikalisasi, penyintas, hingga penegak hukum untuk menjadikan tragedi tersebut sebagai “kaca spion” dan bersatu dalam menyongsong masa depan.
"Ibarat sebuah mobil, peristiwa ini menjadi kaca spion untuk kita agar senantiasa melihat ini sebagai pembelajaran. Jangan sampai terulang. Penyintas, mitra deradikalisasi, dan penegak hukum termasuk BNPT bersatu menyongsong hari depan," kata Achmad dalam keterangan tertulis hari Senin (7/8).
Dia menyampaikan pesan tersebut dalam kegiatan Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriot 2003 dan Bedah Buku “The Power of Forgiveness” di Plaza Semanggi, Jakarta, hari Sabtu (5/8).
Dalam Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriot 2003 dan Bedah Buku “The Power of Forgiveness” ini, turut digelar acara rekonsiliasi antara penyintas dan mitra deradikalisasi.
Mewakili mitra deradikalisasi, mantan anggota jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang telah selesai menjalani program deradikalisasi, Umar Patek, menggunakan momentum itu untuk menyampaikan rasa syukur atas kebesaran hati penyintas memaafkan dia.
Dia mengingatkan masyarakat, khususnya kaum muda untuk jangan mau terpapar dan terdoktrin melakukan aksi-aksi kekerasan yang mengarah kepada terorisme. “Siapa pun itu, terutama generasi muda, jangan lakukan aksi terorisme. Aksi terorisme bukan bagian dari ajaran Islam,” kata dia.
Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah memaafkan kesalahannya ketika terlibat terorisme. Dia menyebut penerimaan maaf tersebut merupakan hal yang luar biasa. “Saya seorang yang telah melakukan kejahatan, tapi saya tetap dianggap saudara oleh kalian. Kalian mau memaafkan, ini tidak dapat diukur dengan apa pun,” katanya.
Kegiatan itu ditutup dengan Bedah Buku “The Power of Forgiveness” karya Tony Soemarno, yakni salah satu penyintas bom JW Marriot 2003.
Tony merupakan Wakil Ketua Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia (FKAAI), sebuah organisasi yang beranggotakan mitra deradikalisasi, penyintas, dan berkolaborasi dengan BNPT RI.
Secara garis besar, Buku “The Power of Forgiveness” menceritakan perjalanan Tony Soemarno mengunjungi mitra deradikalisasi dari berbagai lapas, memaafkan, dan membantu mereka menemukan jalan terang dalam hidupnya.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...