2.000 Rumah di Gaza Hancur dalam Pertempuran 11 Hari
GAZA, SATUHARAPAN.COM-Seorang pejabat Palestina mengatakan penilaian awal menunjukkan setidaknya 2.000 unit rumah hancur dalam pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina di Gaza.
Naji Sarhan, wakil kementerian pekerjaan dan perumahan Gaza, mengatakan kepada The Associated Press pada hari Sabtu (22/5) bahwa lebih dari 15.000 unit lainnya sebagian hancur dalam perang 11 hari tersebut.
Israel melancarkan ratusan serangan udara di jalur yang padat penduduk, menargetkan gedung-gedung perumahan, komersial dan pemerintah. Dikatakan bahwa mereka mengejar lokasi di mana Hamas memiliki kantor dan sumber daya.
Sarhan mengatakan empat masjid dihancurkan bersama dengan puluhan kantor polisi di Gaza. Dia mengatakan sebagian besar pabrik di zona industri Gaza hancur atau rusak.
Sementara itu, polisi memeriksa bom Israel yang tidak meledak yang dikumpulkan selama serangan. Kepala polisi, Mahmoud Salah, mengatakan hampir 300 roket dan peluru Israel tidak meledak.
Sarhan memperkirakan kerugian finansial dari pertempuran itu mencapai US$ 150 juta. Dia mengatakan penilaian kerugian masih berlangsung.
Tanpa Akses ke Air Bersih
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan sekitar 800.000 orang di Gaza tidak memiliki akses reguler ke air bersih, karena hampir 50% jaringan air rusak dalam pertempuran baru-baru ini.
Mengutip kementerian pekerjaan umum dan perumahan Gaza, kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan hampir 17.000 unit perumahan dan komersial telah rusak atau hancur dalam pertempuran selama 11 hari tersebut.
Ini termasuk 769 unit rumah dan komersial yang telah menjadi tidak layak huni, sedikitnya 1.042 unit pada sekitar 258 bangunan yang telah hancur dan 14.538 unit lainnya yang mengalami kerusakan ringan.
Gencatan senjata mulai berlaku Jumat setelah kampanye 11 hari yang menewaskan lebih dari 250 orang, sebagian besar warga Palestina, dan membawa kehancuran luas ke Jalur Gaza yang diperintah Hamas.
PBB mengatakan 53 fasilitas pendidikan, enam rumah sakit dan 11 pusat perawatan kesehatan dasar telah rusak sejak 10 Mei. Satu pusat kesehatan rusak parah, kata PBB, sementara satu rumah sakit tidak beroperasi karena kekurangan listrik. Sekolah di Gaza tetap ditutup, dan ini mempengaruhi hampir 600.000 anak.
Mediator dari Mesir
Dari Kairo, Mesir, dilaporkan bahwa seorang diplomat Mesir mengatakan dua tim penengah Mesir berada di Israel dan wilayah Palestina untuk melanjutkan pembicaraan tentang kesepakatan gencatan senjata, dan mengamankan ketenangan untuk jangka panjang.
Diplomat itu mengatakan diskusi hari Sabtu termasuk penerapan langkah-langkah yang disepakati di Gaza dan Yerusalem, termasuk cara-cara untuk mencegah praktik yang mengarah pada pertempuran terbaru.
Pejabat itu tidak menjelaskan lebih lanjut. Dia tampaknya merujuk pada kekerasan di Masjid Al-Aqsa dan rencana penggusuran keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur.
Diplomat itu berbicara dengan syarat anonim untuk membahas pembicaraan di balik layar. Diplomat itu juga mengatakan Israel telah memberikan lampu hijau kepada para nelayan Gaza untuk kembali ke laut hari Sabtu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Delegasi Mesir tiba di Israel dan wilayah Palestina pada hari Jumat, menurut kantor berita resmi MENA Mesir. Delegasi bertemu dengan faksi Palestina di Gaza langsung setelah mereka tiba.
Hussein Sheikh, seorang pembantu senior Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, men-tweet bahwa salah satu delegasi Mesir mengadakan pembicaraan dengan kepemimpinan Palestina di Ramallah pada hari Sabtu.
Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shukry, juga telah berbicara dengan mitranya dari Israel, Gabi Ashkenazi, tentang menstabilkan kesepakatan gencatan senjata.
Pemerintah Mesir mengatakan akan mengirim konvoi 130 truk yang membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis ke Gaza, menurut pernyataan kepresidenan. Konvoi tersebut diperkirakan memasuki wilayah itu pada Sabtu. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...