23 Aktivis Madura Ditangkap karena Demo Presiden
PAMEKASAN, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 23 orang aktivis mahasiswa dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) terpaksa ditangkap petugas keamanan, karena menggelar demonstrasi saat kedatangan Presiden RI ke Pulau Madura, Jawa Timur.
"Jumlah aktivis PMII yang ditangkap petugas dalam dua hari terakhir ini," kata juru bicara PMII Pamekasan Moh Elman, dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada Antara, Kamis (5/12) siang.
Ia menjelaskan, jumlah aktivis sebanyak 23 orang yang ditangkap petugas itu di dua kabupaten, yakni di Kabupaten Sampang dan di Kabupaten Sumenep.
Di Sampang, penangkapan dilakukan Rabu (4/12) pada pagi hari saat para aktivis PMII se-Madura berunjuk rasa menyambut kedatangan Presiden RI di Kota Bahari itu.
Sedangkan penangkana aktivis di Kabupaten Sumenep pada sore hari pada hari yang sama, saat mereka menuntut agar para aktivis mahasiswa yang ditangkap petugas pada Rabu (4/12) dibebaskan.
Menurut Elman, penangkapan para aktivis PMII yang berunjuk rasa menyambut kedatangan Presiden RI di Madura itu, karena kegiatan mahasiswa dinilai bisa mengganggu kedatangan Kepala Negara di Pulau Madura.
Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman sebelumnya menjelaskan, telah meminta agar para aktivis mahasiswa dan LSM di Pamekasan tidak berunjuk rasa, namun tidak diindahkan.
Rabu (4/12) PMII menuntut Presiden menyelesaikan sejumlah kasus yang ada di Madura, di antaranya penuntasan kasus Syiah dan meminta untuk membubarkan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).
"SBY gagal membangun Madura," teriak Pendemo di Jalan Rajawali Kecamatan Kota Sampang.
Aksi yang di lakukan oleh massa PMII ini sempat ricuh lantaran terjadi penyitaan sound system milik pengunjuk rasa. "Sound system kami kenapa disita," keluh para pendemo, meski demikian aksi puluhan massa PMII ini terus berjalan dan berorasi mengunakan alat mickrophone kecil.
Aksi demo gabungan PMII se-Madura tersebut berakhir ricuh dan sejumlah mahasiswa diamankan Polisi serta dua aktivis lainnya dilarikan ke RSUD setempat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terbang dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Rabu (4/12), sekitar pukul 08.00 WIB. Sejam kemudian mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Forum Pimpinan Daerah menyambutnya rombongan Presiden.
Dari bandara, orang nomor satu di Indonesia menuju ke Kabupaten Sampang menggunakan jalur darat dan melintasi Jembatan Suramadu. Selanjutnya menuju Kabupaten Sumenep melihat kerajinan setempat di Gedung Adhi Poday.
Didampingi sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara meninjau cagar budaya Asta Tinggi (komplek pemakanan raja/bangsawan Sumenep). Selanjutnya, rombongan menuju Pamekasan melakukan penanaman jagung di Desa Montok, Kecamatan Larangan.
Sementara, sore ini, Presiden ke Pasar Batik Pamekasan sekaligus meninjau potensi batik asli daerah setempat. Setelah itu, presiden ke pendopo kabupaten untuk beristirahat, dilanjutkan menonton gelar budaya khas Madura bersama Forpimda.
Jumat (6/12), Presiden akan menuju Bangkalan untuk meninjau produk olahan setempat. Namun, sebelum ke Bangkalan, kepala negara akan berhenti di Sampang terlebih dahulu untuk meninjau lokasi Kebun Jambu di Kecamatan Camplong, serta memanennya.
Presiden juga melaksanakan ibadah Shalat Jumat di Masjid Jami` Bangkalan, sebelum akhirnya menuju Bumimoro, Komplek Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya.
Di sana, SBY diagendakan hingga Sabtu (7/12). Seharian penuh presiden akan melakukan kegiatan sekaligus reuni dengan AKABRI Alumni Angkatan 1973. Keesokan paginya, Minggu (8/12), presiden dan rombongan menuju Bandar Udara Juanda dan kembali ke Jakarta.
Dalam kunjungan kerjanya, SBY didampingi sejumlah menteri, di antaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...