230.000 Warga Ukraina Mengungsi Akibat Perang
KIEV, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 230.000 orang telah meninggalkan rumah mereka selama konflik bersenjata di wilayah timur Ukraina, seprti dilaporkan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), hari Jumat (25/7).
Juru bicara UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), Dan McNorton, mengatakan kepada wartawan bahwa jumlah orang yang telah meninggalkan zona konflik menju ke daerah Ukraina lainnya hampir mencapai 100.000 orang. Sementara sekitar 130.000 orang telah menyeberangi perbatasan menuju ke Rusia.
"Mereka terutama dari wilayah Lugansk dan Donetsk. Jumlah itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir," kata McNorton. Data terbaru diambil pada 18 Juli.
Pasukan Ukraina telah berjuang melawan separatis pro-Rusia di dua wilayah timur selama berbulan-bulan. Kedua belah pihak dituduhan gagal untuk melindungi warga sipil keluar dari wilayah pertempuran.
"Ada berbagai masalah keamanan dan berbagai alasan bagi orang-orang untuk mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah mereka," kata McNorton. Kekhawatiran tertangkap dalam baku tembak telah menjadi alasan utama mereka, kata dia.
Jumlah orang yang melarikan diri dari pertempuran, tetapi tetap dalam Ukraina telah hampir dua kali lipat dari angka 54.000 yang dikeluarkan oleh UNHCR pada akhir Juni. Sedangkan jumlah pengungsi di Rusia telah melewati angka 110.000.
Mereka yang melarikan diri dari Ukraina termasuk setidaknya 12.000 warga Muslim Tatar dari semenanjung selatan Crimea.
Dalam waktu hanya tiga bulan, konflik Ukraina bagian timur itu telah membunuh lebih dari 1.000 orang. Korban ini termasuk 298 yang meninggal akibat pesawat Malaysia Airlines, nomor penerbangan MH17, yang jatuh lebih pekan lalu oleh serangan peluru kendali yang diduga dilakukan pemberontak. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...