24 Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Tewas Selama 2021
PBB, SATUHARAPAN.COM-Dua puluh empat penjaga perdamaian PBB dan satu warga sipil yang bekerja untuk PBB tewas dalam serangan yang disengaja selama tahun 2021, menurut Serikat Staf PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa).
Dua dari penjaga perdamaian yang tewas adalah perempuan, dan untuk tahun kedelapan berturut-turut Mali adalah yang paling berbahaya di dunia dengan 19 penjaga perdamaian tewas, kata Komite Tetap serikat untuk Keamanan dan Kemerdekaan Layanan Sipil Internasional. Republik Afrika Tengah berada di urutan kedua dengan empat kematian penjaga perdamaian.
"Sekali lagi, anggota staf PBB, terutama 'helm biru', yang bertugas di tempat-tempat paling berbahaya di dunia membayar harga tertinggi", kata Presiden Serikat Staf PBB, Aitor Arauz, dalam sebuah pernyataan hari Jumat (4/2).
“Tidak ada yang ditangkap dan dihukum karena kejahatan seperti itu,” katanya. “Kami menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan yang terbaik untuk melindungi personel PBB dan menuntut pembunuh mereka.”
Delapan penjaga perdamaian yang tewas pada 2021 berasal dari Togo, empat dari Chad, tiga dari Pantai Gading, tiga dari Mesir dan masing-masing satu dari Rwanda, Burundi, Kongo, Gabon, Malawi dan Maroko, kata Serikat Staf. Satu warga sipil yang tewas berasal dari Kongo.
Sebanyak 25 pembunuhan pada tahun 2021 membawa korban tewas menjadi setidaknya 462 personel PBB dan yang terkait yang tewas dalam serangan yang disengaja dalam 11 tahun terakhir dari alat peledak rakitan, granat berpeluncur roket, tembakan artileri, mortir, ranjau darat, penyergapan, serangan konvoi, serangan bunuh diri dan pembunuhan yang ditargetkan, kata Serikat Staf.
Jumlah kematian tahun lalu dibandingkan dengan 15 pembunuhan pada tahun 2020, 28 pada tahun 2019, 34 pada tahun 2018 dan 71 pada tahun 2017. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...