251 Warga Aceh Selatan Masih Mengungsi, Banjir Belum Surut
BANDA ACEH, SATUHARAPAN.COM-Sebanyak 251 warga Aceh Selatan masih bertahan di pengungsian karena kondisi rumah mereka masih terendam banjir sedalam satu meter hingga hari Jumat (24/11). Hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur wilayah Aceh Selatan pada hari Selasa (21/11), hal itu membuat banjir masih bertahan bahkan meluas hingga 14 kecamatan dan berdampak pada 3.999 KK.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Selatan bersama tim gabungan telah menyiagakan pos pengungsian dan shelter di tiga titik meliputi Kompi Brimob Lhok Raya, Shelter Lhok Raya, dan Shelter Cot Bayu.
Sebanyak 140 jiwa berada di pos pengungsian Kompi Brimob yang terdiri dari 82 orang dewasa, 46 anak-anak, dan sembilan orang lansia. Sementara itu, enam orang mengungsi di Shelter Lhok Raya, 90 orang di Shelter Cot Bayu, dan 20 orang lainnya mengungsi di rumah kerabat terdekat.
BPBD Kabupaten Aceh Selatan bersama dengan pihak terkait mendirikan dapur umum di delapan titik lokasi yaitu di Kompi Brimob, Pos BPBD Aceh Selatan, Desa Naca, Desa Jambo Papeun, Desa Ie Jireuneeh, Desa Krueng Batee, Desa Pulo Paya, Desa Kampung Teungoh, dan Desa Blang Teungoh. Pemenuhan kebutuhan logistik dapur umum ini juga dibantu oleh warga desa tetangga.
BPBD Aceh Selatan juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan PMI untuk memastikan kondisi kesehatan masyarakat di tiap-tiap pos pengungsian terjamin. Melalui sambungan telepon, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Selatan Zainal mengatakan hingga hari ini keluhan yang dirasakan para pengungsi meliputi batuk, pilek dan gatal-gatal.
Kendala penanganan banjir Aceh Selatan menurut Zainal ada pada akses mobilitas, terlebih untuk evakuasi warga terdampak. Aceh Selatan hari ini misalnya lumpuh total setelah sebelumnya wilayah Trumon Raya diguyur hujan deras pada Rabu (15/11), yang menyebabkan banjir. Wilayah Ladang Rimba juga diterjang banjir bandang beserta lumpur pada Senin (20/11). Jalan nasional tergenang banjir dan hanya memungkinkan dilewati oleh kendaraan roda enam serta perahu karet.
"Kebutuhan bantuan yang urgent saat ini adalah perahu karet, karena selama ini pakai perahu fiber kesulitan untuk mencapai wilayah pedalaman, kemudian kebutuhan lainnya adalah alat berat, bahan bakar, dan kebutuhan logistik", jelas Zainal.
BPBD Kabupaten Aceh Selatan hingga hari ini terus mengimbau warga untuk selalu waspada akan naiknya tinggi muka air, setelah BMKG merilis informasi prakiraan cuaca yang menunjukkan adanya kemungkinan turun hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir pada 24-25 November 2023, termasuk antisipasi apabila ada banjir kiriman dari Kabupaten Aceh Tenggara.
Editor : Sabar Subekti
Peretas Korut Curi Kripto Senilai 58 Miliar Won
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa peretas Korea Utara (Korut) berada di ba...