272 Jiwa Meninggal Dunia di Gempa Ekuador
PEDERNALES, SATUHARAPAN.COM – Kru penyelamat mencari menyusuri berbagai puing-puing korban gempa berkekuatan 7,8 SR yang melanda Pedernales, wilayah pantai Ekuador. Wakil Presiden Ekuador, Jorge Glas, menjelaskan hingga Senin (18/1) korban meninggal dunia sebanyak 272 jiwa dan 2.527 orang terluka, seperti diberitakan situs berita Cable News Network (CNN), hari Senin (18/4)
Presiden Ekuador Rafael Correa mengatakan angka diperkirakan meningkat karena tim penyelamat menggali puing-puing. Correa bersyukur karena bantuan mulai mengalir untuk daerah yang terkena dampak gempa di Ekuador.
Correa menjelaskan saat ini dia masih mengawasi bantuan dari negara lain kepada korban gempa. “Semuanya bisa dibangun kembali, tetapi apa yang tidak dapat dibangun kembali adalah nyawa manusia, dan itulah yang paling menyakitkan,” kata Correa dalam sambungan telepon dengan salah satu stasiun televisi swasta, di Pedernales, Ekuador seperti diberitakan Global News, hari Senin (18/4).
Correa menjelaskan saat ini dia mendesak warga Ekuador tetap mematuhi perintah dengan baik. Dalam catatan Global News, saat ini bantuan yang telah diterima korban gempa Ekuador antara lain lebih dari 3.000 paket makanan dan hampir 8.000 peralatan tidur.
Bantuan tersebut berasal dari beberapa negara tetangga seperti Ekuador, Venezuela, dan Kolombia. Uni Eropa, Spanyol, Peru dan Meksiko dikabarkan menjanjikan bantuan.
Glas mengatakan jumlah korban mungkin akan bertambah karena sejumlah besar orang masih belum ditemukan, meskipun ia menolak untuk mengatakan berapa banyak.
Global News mencatat kerusakan tidak hanya terjadi di Pedernales, Ekuador namun juga di kota-kota lain seperti Manta, Portoviejo dan Guayaquil. Di Pedernales – sebuah kota yang terletak dari dekat pusat gempa di Manta, Ekuador – Tentara Ekuador mendirikan rumah sakit darurat di Stadion Jocay, Manta, Ekuador dan ratusan orang bersiap-siap untuk tidur di lapangan terbuka.
Wali Kota Pedernales, Gabriel Alcivar mengatakan tidak ada penjarahan barang-barang yang ada di toko-toko, walau situasi di kota tersebut kacau.
Alcivar mengemukakan dalam situasi huru-hara lebih kurang 14.000 polisi dan keamanan mengamankan toko yang terdampak kota di zona gempa. Seorang warga Pedernales, Manuel Quijije meratapi kesedihan di pinggir jalan kota tersebut. Dia menginginkan segera menemukan keluarganya.
Quijije berdiri di samping sebuah bangunan rusak. Dia mengatakan kakaknya terjebak di bawah tumpukan baja bengkok dan beton dengan dua kerabat saat gempa terjadi.
“Kami berhasil melihat lengan dan kakinya. Mereka itu, mereka dikubur, tapi polisi menyuruh kita menjauh karena polisi mengingatkan ada risiko bangunan akan runtuh,” kata Quijije.
Wali Kota Guayaquil Jaime Nebot, yang bepergian di Spanyol, mengatakan pada halaman Facebook-nya ia akan mengkoordinasikan operasi pemulihan di daerah yang dia perintah.
Nebot memerinci kerusakan Guayaquil antara lain di tempat yang sering dikunjungi wisatawan, dan sekitar kepulauan Galapagos. (globalnews.ca/ cnn.com)
Editor : Eben E. Siadari
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...