30 Negara Bebas Visa, Pemerintah Diminta Waspadai Terorisme
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pariwisata menyepakati pemberian bebas visa kunjungan singkat ke Indonesia untuk 30 negara. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, bebas visa adalah salah sattu cara untuk meningkatkan wisatawan mancanegara demi menggenjot penerimaan devisa.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mendukung langkah Kementerian Pariwisata. Menurut dia, bebas visa dapat menjadi solusi perbaikan perekonomian Indonesia, dimana nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tengah anjlok.
“Ini kebijakan yang bagus, bisa menjadi solusi perbaikan perekonomian Indonesia yang saat ini sedang anjlok,” kata Agus saat ditemui di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/3).
Artinya dengan memperbanyak wisatawan mancanegara datang ke Indonesia, maka akan mendongrak perekonomian kita juga,” dia menambahkan.
Namun Agus mengimbau pemerintah agar tetap mewaspadai wisatawan mancanegara yang memiliki niat buruk dalam kunjungannya ke Indonesia, seperti membawa narkotika dan obat terlarang (narkoba) ataupun dalam misi penyebaran paham-paham ekstremisme dan terorisme.
“Tentunya, wisatawan yang diduga membawa misi-misi penyebaran paham terorisme dan terorisme atau sedang membawa narkoba harus mendapat perlakuan khusus dari pemerintah,” kata dia.
Namun, Wakil Ketua DPR itu kembali menegaskan ide bebas visa merupakan terobosan yang diharapkan bisa memperbaiki perekonomian Indonesia.
Saat ditanya apakah kebijakan ini perlu terus dilanjutkan dengan terus menambah jumlah negara yang mendapat bebas visa ke Indonesia, Agus mengatakan harus melihat situasi dan hubungan bilateral negara lebih dahulu. “Bila itu bisa mendatangkan keuntungan seperti menambah devisa kita, kenapa tidak,” tutur dia.
Ketiga puluh negara yang akan dibebaskan kewajiban visanya adalah sebagian Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Untuk wilayah Asia-Pacifik di antaranya Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk negara-negara di Amerika misalnya Kanada, dan Meksiko.
Dari wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, hampir semua negara, ia menyebutkan di antaranya Rusia, Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, dan Swedia. Ada juga Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hungaria, Ceko, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...