324 Juta Orang Diperkirakan Menggunakan Narkoba
WINA, SATUHARAPAN.COM – Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 162 juta hingga 324 juta orang yang kecanduan narkotika. Mereka telah menggunakan setidaknya dalam setahun berbagai jenis ganja, opium, kokain, atau amfetamin jenis stimulan.
Hal itu diungkapkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC/ Kantor PBB untuk Urusan Obat Terlarang dan Kejahatan) dalam World Drug Report (Laporan Obat Terlarang Dunia) 2014, yang dikeluarkan Kamis (26/6) di Wina, Austria.
Mereka yang menggunakan narkotika itu berusia antara 15 – 64 tahun dan merupakan 3,5 atau tujuh persen dari populasi dunia.
Perdagangan obat-opat terlarang selama ini menggunakan jaringan internet, namun perdagangan bahan kimia sebagai prekursor telah menggunakan jaringan gelap (dark net) dan telah berkembang, kata laporan itu.
“Dark net” merupakan pasar virtual yang dapat diakses oleh pencari web, namun penegak hukum kesulitan mengidentifikasi pemilik situs web dan pengguna. Identitas mereka tersembunyi melalui metode yang canggih. Hal itu yang membuat perdagangan obat terlarang terus berlangsung dan pelakunya aman.
Upaya membongkar jaringan gelap ini yang menonjol adalah pada jaringan “Silk Road” di mana situs itu diketahui mampu menarik keuntungan hingga US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 14 triliun) dalam lima tahun beroperasi.
Laporan tahunan ini juga menunjukkan peningkatan jumlah pengguna narkotika dan bahan berbahaya (narkoba) yang hidup dengan virus HIV (Human Imunodeficiency Virus). Namun Direktur Eksekutif UNODC, Yury Fedotov, menyebutkan bahwa hanya satu dari enam pengguna narkoba yang mendapatkan akses untuk pelayanan pengobatan dari ketergantungan.
Dia menyebutkan bahwa pada tahun 2012 ada 200.000 orang yang meninggal akibat narkoba. Sementara jenis opiat dan opioid merupakan narkoba yang paling banyak menyebabkan masalah penyakit dan kematian di seluruh dunia.
Selama tiga tahun terakhir, Afghanistan merupakan tempat terbesar budi daya opium di dunia. Pada tahun 2012 di sana terdapat 154.000 hektare lahan budi daya, dan meningkat menjadi 209.000 hektare pada tahun 2013. Sementara itu, Myanmar diperkirakan tengah ekspansi budi daya opium.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...