350 Lebih Tentara Anak Dibebaskan di Republik Afteng
BANGUI, SATUHARAPAN.COM – Kelompok-kelompok bersenjata di Republik Afrika Tengah melepaskan 350 tentara anak-anak pada Kamis (14/5), untuk menghormati kesepakatan yang telah ditandatangani dengan UNICEF, menurut badan PBB yang menangani anak-anak tersebut.
“Setelah pertempuran sengit selama dua tahun, pembebasan anak-anak oleh kelompok-kelompok ini adalah sebuah langkah nyata menuju perdamaian,” kata wakil UNICEF di Bangui, Mohamed Malick Fall.
“Ini merupakan awal dari proses yang kami harapkan bisa membebaskan ribuan anak-anak yang terkait dengan kelompok-kelompok bersenjata di Republik Afrika Tengah,” ujar Fall.
“Masing-masing dari mereka akan membutuhkan dukungan dan perlindungan yang ekstensif sehingga mereka bisa membangun kembali kehidupannya dan melanjutkan masa kanak-kanak mereka,” kata dia.
Badan PBB memperingatkan bahwa sekitar 6.000 hingga 10.000 anak-anak ditahan oleh beberapa faksi bersenjata di negara miskin yang terpecah belah akibat kudeta, pembelotan tentara dan pemberontakan tersebut.
Kudeta terakhir dilakukan oleh aliansi pemberontak Muslim Seleka pada 2013, yang menggulingkan presiden Francois Bozize.
Namun beberapa dari pemberontak Seleka tersebut malah melakukan pembunuhan, pemerkosan dan penjarahan.
Menanggapi hal tersebut, masyarakat Kristen membentuk “anti-balaka” – atau antiparang – yakni milisi main hakim sendiri yang memburu Muslim sebagai serangan balasan. (AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...