35,8 Juta Orang Korban Perbudakan di Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indeks Perbudakan Dunia/The Global Slavery Index (GSI) 2014 yang dirilis Walk Free Foundation menyebutkan 35,8 juta orang korban perbudakan modern di seluruh dunia.
"Perbudakan modern ada di seluruh 167 negara yang dicakup GSI. Jumlah perbudakan modern itu lebih banyak 23 persen dari hasil perkiraan sebelumnya," kata Peneliti Walk Free Foundation, Kharerine Bryant, di Jakarta, Selasa (18/11).
Angka perbudakan modern yang dilaporkan GSI dan diterbitkan Walk Free Foundation itu hasil penelitian mereka, baik melalui perdagangan manusia, pekerja paksa, kerja ijon, kawin paksa atau perbudakan seks komersial.
Walk Free Foundation merupakan organisasi hak asasi manusia dunia yang bertujuan untuk mengakhiri perbudakan modern dalam satu generasi.
Dia menjelaskan berdasarkan laporan GSI ini, jumlah korban perbudakan di Asia diperkirakan 23,5 juta orang, hampir dua pertiga jumlah korban perbudakan modern di dunia.
"India dan Paskitan memiliki tingkat persentase penduduk yang menjadi korban perbudakan tertinggi di Asia, selanjutnya Kamboja, Mongolia dan Thailand," katanya.
Dalam angka obsolut, India tetap teratas dengan perkiraan 14,29 juta oramg korban perbudakan, diikuti China (3,24 juta), Pakistan (2,06 juta), Uzbekistan (1,2 juta), dan Rusia (1,05 juta).
"Secara keseluruhan lima negara tersebut menyumbang 61 persen dari jumlah korban perbudakan modern dunia atau hampir 22 juta orang," katanya.
Sementara Indonesia berada diperingkat ke delapan dengan jumlah korban perbudakan modern terbanyak dari 167 negara yang berada dalam cakupan penelitian GSI.
"Dalam angka absolut Indonesia memiliki jumlah korban perbudakan modern sebanyak 714.100 orang," katanya.
Sementara negara yang memiliki angka terendah korban perbudakan yakni Islandia dan Lulsemburg diperkirakan masing-masing kurang 100 orang.
"Selanjutnya Irlandia, kurang dari 300 orang," katanya. (Ant )
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...