4 Pemilu Sejak Reformasi Didominasi Partai Nasionalis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hasil Pemilihan Parlemen 2014 kali ini kemungkinan besar menjadi pemilu yang buruk bagi Partai Demokrat dengan perolehan suara yang merosot tajam dibandingkan pemilu sebelumnya.
Partai ini memperoleh suara 7,4 persen pada pemilu 2004 ketika tampil pertama dalam pemilu. Dan secara mengagetkan kemudian melonjak memperoleh suara hingga 20,85 persen pada pemilu 2009, dan diperkirakan merosot menjadi 9,6 persen pada pemilu kali ini.
Partai Demokrat yang terus dirundung masalah korupsi di jajaran elitenya, serta sejumlah kasus yang terus dibahas di publik yang juga mengarah pada keterkaitan sejumlah petinggi partai ini, tampaknya menjadi sebab partai ini kehilangan popularitasnya. Dua periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Partai Demokrat tampaknya tengah dikoreksi oleh rakyat, baik karena kinerjanya, maupun karena kasus-kasus korupsi yang melibatkan kader partai ini.
Sementara itu, PDI Perjuangan tengah memanen hasil dari figur Joko Widodo yang ditampilkan sebagai calon presiden untuk pemilihan presiden pada Juli mendatang. PDIP yang pernah meraih 33,3 persen suara pada pemilu pertama reformasi (1999) terus menurun suaranya menjadi 21,6 persen (2004), dan 11,4 persen (2009). Kali ini PDI Perjuangan diperkirakan meraih 19,1 persen suara.
Selain itu, sejak reformasi hasil pemilu masih didominasi oleh partai nasionalis, dan dengan kecenderungan yang makin kuat pada partai nasionalis. Hal itu tampaknya juga terjadi dan makin menonjol pada pemilu kali ini di mana PDIP, Golkar, Gerindra, dan juga Demokrat masih merupakan partai pada peringkat atas hasil pemilihan umum.
Berikuti ini data-data perolehan suara partai politik dalam empat kali pemilu di masa reformasi yang menggambarkan naik turunnya kinerja partai politik.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...