4 Pesan Perempuan Peduli Kota Jakarta untuk Anies-Sandi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tidak kurang dari 1.400 perempuan dari berbagai latar belakang yang tergabung dalam Perempuan Peduli Kota Jakarta (PPKJ), mengirimkan empat pesan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Empat pesan dari kelompok yang pada pilkada DKI Jakarta menyatakan dukungannya kepada Ahok-Djarot tersebut dikemas dalam pokok-pokok pikiran, sebagai berikut.
Pertama, meneguhkan pondasi kebangsaan Indonesia yang bersandar pada pilar Pancasila, NKRI, Kebhinekaan, UUD 1945; menolak segala bentuk radikalisme yang mengedepankan politik identitas dan sektarianisme karena tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Kedua, menjaga fungsi Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) sesuai yang diamatkan dalam Pergub No. 40 tahun 2016 tentang Pengelolaan RPTRA, yang mengedepankan prinsip KEMITRAAN organisasi masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan dan sebagainya; BUKAN untuk area mengembalikan nilai-nilai tradisional yang menomorduakan perempuan, seperti perjodohan bagi para jomblo yang sama sekali bukan wewenang negara.
Ketiga, memastikan kesinambungan dan peningkatan sistem transparansi dan akuntabilitas yang sudah dibangun di Pemda DKI sebagai pondasi reformasi birokrasi.
Keempat, menghentikan segala bentuk kekerasan di ranah publik, penyebaran kebencian di masjid dan demonstrasi yang menggangu ketentraman dan yang berpotensi pada pecah belah masyarakat.
"Karena itu kami mengajak semua perempuan dan keluarganya untuk berperan aktif dalam merawat kebhinekaan, dengan memaksimalkan peran perempuan agar kedamaian dan kebaikan bagi penduduk Kota Jakarta maupun negara yang kita cintai mewujud," demikian PPKJ dalam siaran pers yang diterima satuharapan.com hari ini (06/05).
Mengawali pokok-pokok pikiran yang disampaikan, PPKJ yang anggotanya antara lain Prof. Saparinah Sadli, Dr. Kartini Syahrir, Henny Supolo, Rita Kolibonso, Lia Sciortino, Muna Panggabean, Ita F. Nadia, Emmy Hafild, Nong Darol Mahmada, Lelyana Santoso, Joyce Marulam dan Linda Hamid itu mengungkapakan keprihatinan atas hasil Pilkada DKI Jakarta.
Menurut mereka, hasil Pilkada DKI Jakarta dibangun dari politisasi agama yang menimbulkan efek sektarianisme, perpecahan bangsa, dan mengancam tata pemerintahan yang bersih, transparan dan profesional.
Padahal, menurut pernyataan mereka, Ahok-Djarot telah melakukan "reformasi birokrasi (yang) telah berhasil memperbaiki kualitas hidup perempuan Jakarta, dimana jaminan sosial warga Jakarta dipenuhi dan keadilan sosial diadministrasikan untuk menolong yang terpinggirkan seperti perempuan, anak-anak, disabilitas, lansia dan sebagainya."
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...