40 Tahun Terakhir Kadar Gas CO2 Terus Meningkat di Atmosfir
ALASKA, AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Sebuah observatorium di Barrow, Alaska, kini menjadi pusat penyelidikan perubahan iklim di Amerika. Tempat penelitian yang didirikan tahun 1973 itu, dijalankan sepanjang tahun oleh dua orang pakar yang mencatat perubahan kualitas udara dan cuaca.
Kepala pusat observatorium itu adalah Bryan Thomas, yang bersama rekannya sejak tahun 2015, telah mengadakan pengukuran tentang gas-gas rumah kaca di atmosfir dan melacak perubahan-perubahan kecil dalam iklim bumi.
Kota Barrow yang terpencil itu memungkinkan mereka mengumpulkan contoh-contoh udara yang bersih.
“Di sini kami memantau gas-gas rumah kaca yang merusak lapisan ozon. Gas-gas ini telah dilarang penggunaannya oleh Perjanjian Montreal yang ditandatangani banyak negara dalam permulaan tahun 1990-an. Semua penandatangan perjanjian itu sepakat untuk tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang menghasilkan gas-gas yang merusak itu.”
Belakangan ini, Bryan Thomas telah mulai mengukur kadar gas methan yang keluar dari dalam tanah, karena suhu yang meningkat mencairkan lapisan permafrost di kawasan itu.
“Methan adalah salah satu gas rumah kaca yang mengakibatkan peningkatan suhu bumi.”
Tugas yang dilakukan Thomas, tidak terpengaruh oleh berbagai perubahan kebijaksanaan yang diadakan oleh pemerintahan Presiden Trump belakangan ini.
“Tugas saya adalah mencatat berbagai perubahan alam seperti yang telah dilakukan sejak 40 tahun terakhir. Catatan itu menunjukkan bahwa kadar gas karbon dioksida (CO2) terus meningkat di atmosfir. Kami tahu apa akibatnya bagi suhu bumi, tapi tindakan apa yang akan diambil oleh siapa, dan kapan, adalah keputusan politik, dan saya tidak bisa mempengaruhinya secara langsung, “ katanya.
Keprihatinan tentang peningkatan suhu bumi semakin meningkat belakangan ini, dengan banyaknya bencana alam seperti banjir, angin topan dan kebakaran hutan. Pemerintahan Presiden Trump yang tidak yakin akan pengaruh manusia pada peningkatan suhu bumi telah menarik Amerika keluar dari perjanjian iklim Paris yang ditandatangani tahun 2015. (Voaindonesia.com)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...