40 Warga Filipina Meninggalkan Gaza Melalui Rafah di Mesir
MANILA, SATUHARAPAN.COM-Puluhan warga Filipina melarikan diri dari Jalur Gaza yang dilanda perang ke Mesir melalui penyeberangan Rafah setelah diplomat Filipina bernegosiasi untuk perjalanan yang aman dan Qatar menjadi penengah agar perbatasan dibuka, kata Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. .
Ke-40 warga Filipina tersebut sedang melakukan perjalanan ke ibu kota Mesir, Kairo, di mana mereka berencana untuk melakukan penerbangan kembali ke Filipina, kata Marcos melalui pesan video di Manila. Dua dokter Filipina berhasil meninggalkan Jalur Gaza menuju Mesir pekan lalu.
“Saya berharap warga negara kita lainnya yang juga ingin pulang juga dapat keluar dengan baik bersama pasangan dan orang yang mereka cintai,” kata Marcos.
Sebagian besar dari setidaknya 134 warga Filipina di Gaza, banyak di antaranya menikah dengan warga Palestina, telah mencari bantuan untuk meninggalkan wilayah yang terkepung dan sedang menunggu kesempatan untuk pergi, kata Departemen Luar Negeri di Manila.
Militan Hamas mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober, yang memicu perang antara Israel dan Hamas.
Sebelum perang dimulai, sekitar 30.000 warga Filipina tinggal dan bekerja di Israel, banyak di antara mereka sebagai perawat yang merawat orang lanjut usia, orang sakit, dan penyandang disabilitas fisik, menurut Kementerian Luar Negeri Filipina. Pendapatan besar yang mereka kirim ke kampung halaman telah membantu menjaga perekonomian negara yang rapuh itu tetap bertahan.
Filipina adalah sumber utama tenaga kerja manual di seluruh dunia. (AP)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...