40.000 Migran Afrika Akan Dideportasi Israel
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Nasib 40.000 migran Afrika di Israel masih belum jelas setelah anggota parlemen menyetujui sebuah proposal untuk mendeportasi mereka.
Kabinet di Yerusalem hari Minggu (19/11) dengan suara bulat memilih untuk menutup fasilitas penahanan Holot yang terisolasi di Gurun Negev.
Holot menampung ribuan orang Afrika yang memasuki Israel secara ilegal. Fasilitas tersebut dijadwalkan akan ditutup dalam tiga bulan, dan para penghuninya menghadapi pilihan apakah meninggalkan negara tersebut atau masuk penjara.
Orang-orang Afrika yang miskin, kebanyakan berasal dari Eritrea dan Sudan yang dilanda perang, beramai-ramai melintasi perbatasan selatan Israel dengan Semenanjung Sinai Mesir antara tahun 2006 sampai 2013, ketika pagar perbatasan selesai dibangun untuk memangkas arus masuk.
Para migran menggambarkan diri mereka sebagai pengungsi yang mencari suaka politik, namun Israel menganggap mayoritas sebagai migran ekonomi ilegal dan bahkan "penyusup".
Mereka umumnya tinggal di lingkungan kumuh di selatan Tel Aviv, di mana warga Israel menuduh mereka menyebabkan kejahatan meningkat dan kualitas hidup memburuk. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Dibangun Oleh Korban Penganiayaan, Bethlehem, Kota Natal AS ...
BETHLEHEM-PENNSYLVANIA, SATUHARAPAN.COM-Pada Malam Natal tahun 1741, para pemukim Moravia menamai ko...