58 Persen Remaja Hamil Lakukan Upaya Aborsi
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 58 persen remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan (KTD), melakukan upaya untuk menggugurkan kandungannya.
"Tingkat remaja yang hamil dan melakukan upaya aborsi, cukup tinggi mencapai 58 persen. Ini angka yang mengkhawatirkan," ujar Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Purwatiningsih, dalam Policy Corner, di Kampus Program Magister dan Doktoral Studi Kebijakan UGM, di Yogyakarta, hari Rabu (12/10).
Ia mengatakan, berdasarkan hasil kerja sama pihaknya dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) dalam menganalisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan.
Pertama, kata dia, pada skala nasional terdapat penurunan angka fertilitas remaja, yakni 51 dari 1000 kelahiran (SDKI 2007) menjadi 48 dari 1.000 kelahiran (SDKI 2012).
"Namun, kalau dilihat per daerah atau provinsi maka terjadi variasi angka. Masih ada wilayah dengan angka perkawinan remaja yang cukup tinggi," jelas dia.
Kedua, lanjutnya, tindakan remaja saat mengalami KTD, hasil analisisnya cukup mengkhawatirkan yaitu 6,4 persen di antaranya mencoba melakukan aborsi namun gagal, sementara yang meneruskan kehamilannya ada 33 persen.
Sri menegaskan, persoalan ini harus menjadi perhatian bersama, sebab para remaja perempuan karena belum punya surat nikah, kerap sulit mengakses layanan kesehatan.
"Belum lagi, harus menghadapi respon yang kurang baik dari petugas kesehatan. Bagaimanapun, kehamilan pada remaja sesungguhnya memiliki efek beruntun. Bahkan banyak remaja karena hamil di luar nikah mengalami stress, juga kekurangan zat besi. Ini tentu berdampak terhadap kondisi bayi yang dilahirkan, misalnya berat badan bayi kurang," kata Sri. (Ant)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...