5.830 Warga Mengungsi karena Erupsi Gunung Ili Lewotolok
LEMBATA, SATUHARAPAN.COM - Hampir enam ribu warga di sekitar Gunung Ili Lewotolok mengungsi pasca erupsi pada Senin (30/11).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata mencatat 5.830 orang yang berasal dari 28 desa, di antaranya 17 desa di kecamatan Ile Ape dan 9 desa di Ile Ape Timur, mengungsi ke 20 titik pengungsi.
Warga di beberapa desa lain juga membuka rumah mereka untuk menerima warga terpaksa meninggalkan rumah akibat letusan gunung yang terletak di kabupaten/kota Lembata, Nusa Tenggara Timur itu.
BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur telah membantu pasokan kebutuhan di tenda-tenda pengungsian dengan mengirimkan selimut, alas tidur, terpal, masker, perlengkapan bayi dan balita, fasilitas sanitasi darurat, juga personel untuk pendampingan anak-anak.
Beberapa pos komando juga didirikan untuk memastikan penanganan darurat warga yang mengungsi, pelayanan di pos pengungsian maupun mengatur pasokan logistik.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Selasa (1/12) malam, bertolak ke Lembata untuk memastikan penanganan darurat itu.
Setibanya di Kupang pada Rabu (2/12) dini hari, Doni dijadwalkan menuju posko penanganan darurat dan pengungsian di Kabupaten Lembata Rabu pagi.
Hingga laporan ini disampaikan Gunung Ili Lewotolok kini berada dalam status level III atau “siaga” dan masih terus erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik 800 meter di atas permukaan laut.
Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 20 mm dengan durasi satu menit 30 detik
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta warga di sekitar Gunung Ili Lewotolok untuk tidak berada, tidak melakukan pendakian atau melakukan aktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak gunung. (VOA)
Ditemukan Kuburan Massal di Suriah, Ungkap Mesin Kematian Re...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Seorang jaksa penuntut kejahatan perang internasional mengatakan pada hari...