65.000 Polisi Siaga Cegah Kekerasan Baru di Prancis
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe mengatakan, lebih dari 65.000 polisi akan digelar untuk mencegah aksi-kekerasan lain semasa demonstrasi mendatang.
Pengumuman itu diambil, meskipun keputusan Presiden Emmanuel Macron hari Rabu (5/12) untuk membatalkan kenaikan pajak BBM, yang telah memicu kerusuhan berminggu-minggu.
Sabtu lalu, huru-hara terburuk dalam beberapa dasawarsa berkobar di Paris sementara para pemrotes membakar mobil dan menjarah toko-toko di Champs Elysees, jalan raya yang kesohor di Paris.
Pejabat-pejabat pemerintah khawatir terulangnya kekerasan hari Sabtu akan melumpuhkan ekonomi negara itu dan menimbulkan keraguan tentang pemerintah bisa bertahan.
Menara Eiffel dan museum-museum akan ditutup Sabtu dan setidaknya empat pertandingan sepak bola divisi pertama telah dibatalkan.
Protes berkobar November lalu, karena kenaikan pajak BBM yang merupakan bagian dari rencana Macron untuk melawan pemanasan global.
Setelah Macron membatalkan kenaikan pajak BBM, para pemrotes mengemukakan tuntutan baru terkait isu-isu ekonomi lainnya yang merugikan para pekerja, pensiunan dan mahasiswa.(VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...