7 Santri Masih Hilang di Sungai Bengawan Solo
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tujuh santri masih dinyatakan hilang di Sungai Bengawan Solo, di perbatasan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, hari Jumat (7/10).
Musibah terjadi akibat perahu berpenumpang tenggelam karena kelebihan muatan. Sebanyak 25 orang santri Pondok Pesantren Langitan, Kabupaten Tuban, yang akan menuju Pasar Babat menggunakan perahu tidak dapat menahan beban sehingga perahu miring dan kemudian tenggelam.
Berdasarkan siaran pers yang diterima satuharapan.com dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Jumat (7/10) malam, dari 25 orang santri yang tenggelam, 18 orang selamat dan tujuh korban belum berhasil ditemukan.
Menurut laporan Kepolisian Sektor (Polsek) Babat dan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga hari Jumat malam tim Search and Rescue (SAR) gabungan belum berhasil menemukan ketujuh santri tersebut.
Berikut daftar nama-nama korban perahu tenggelam yang terjadi pada hari Jumat di Bengawan Solo:
- M. Solihul Widad (13 Tahun)
- M. Muzi Al Athiq (18 Tahun)
- Ahmad Iqbal (20 Tahun)
- A. Numan Al Murtadlo (20 Tahun)
- A. Ali Sibro Mulisi (12 Tahun)
- Khabib Abdurozaq (13 Tahun)
- Syamsud Duha (23 Tahun)
- M. Imam Bukhori (18 Tahun)
- Abu Bakar (20 Tahun)
- A. Rofiqi Yusuf (19 Tahun)
- Abdurohman (18 Tahun)
- M. Khoirul Anam (20 Tahun)
- M. Murtadlo (19 Tahun)
- Tondi Marpaung (14 Tahun)
- Faisal Tanjung (17 Tahun)
- Awaludin (15 Tahun)
- Ilzam Fatoni (19 Tahun)
- Ahmad Umar (12 Tahun)
Sementara tujuh santri yang saat ini masih belum ditemukan, yaitu:
- Abdullah Umar (15 Tahun) asal Kecamatan Bedilan, Kabupaten Gresik.
- M. Barikli Amri (12 Tahun) asal Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
- M. Lujaini Dani (13 Tahun) asal Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
- Muksin (16 Tahun) asal Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya.
- Rizki Nur Habib (15 Tahun) asal Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
- M. Arif Mambruri (18 Tahun) asal Sumbarejo, Kabupaten Bojonegoro.
- M. Afiq Fadhil (19 Tahun) asal Kecamatan Bulukamba, Kabupaten Brebes.
Upaya pencarian korban tenggelam masih terus dilakukan. Badan SAR Nasional (Basarnas) telah mengerahkan dua tim penyelamat untuk melakukan pencarian di dua titik di Bengawan Solo, yaitu Widang Tuban dan di Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung.
Sampai saat ini BPBD Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terus berkoordinasi dengan Forum Pimpinan Kecamatan Babat, sedangkan BPBD Kabupaten Tuban berkoordinasi dengan warga setempat.
Kendala yang dialami saat ini, menurut BNPB, adalah debit air Bengawan Solo yang cukup besar dengan kondisi berwarna cokelat serta berarus deras. Selain itu faktor cuaca hujan juga menjadi kendala karena menyulitkan proses pencarian para korban.
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...