70 Tahun Negara Berbahasa Indonesia: Menuju Bahasa MEA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Daya ungkap bahasa Jawa lebih tinggi dan kaya daripada bahasa Melayu, tetapi dengan kearifan, para pendiri bangsa lebih memilih bahasa Melayu sebagai bahasa negara untuk membangun kebersamaan demi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kalimat di atas dikemukakan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Prof Dr Mahsun MS, ketika memberikan sambutan pada pembukaan Seminar dan Lokakarya Kebahasaan Lembaga Adat bertema “70 Tahun Negara Berbahasa Indonesia: Merajut Kebinekaan Bangsa Menuju Bahasa MEA”, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (18/8).
Seminar itu, seperti dapat dibaca di situs web badanbahasa.kemdikbud.go.id, diselenggarakan dalam rangka 70 tahun Hari Jadi Bahasa Negara (tanggal 18 Agustus 1945—18 Agustus 2015). Seminar diadakan dengan tujuan menggalang komitmen nasional guna memajukan bahasa Indoensia menjadi bahasa internasional, yang mampu merajut kebinekaan bangsa di tingkat ASEAN dan untuk menindaklanjuti hasil Semiloka Tahun 2014 guna membangun laboratorium kebinekaan bahasa di Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.
Keragaman dan kekayaan 659 bahasa lokal di Indonesia dapat dijadikan sebagai identitas suku bangsa yang akan memperkaya kosakata bahasa Indonesia itu sendiri. Menilik sejarah Tiongkok yang mempunyai 56 bahasa lokal, kemudian bersepakat menggunakan aksara Han untuk sistem tulisnya agar memiliki identitas yang sama. “Sudah sepantasnya kita yang telah dipersatukan oleh bahasa Indonesia menjaga keutuhan itu, karena menjaga bangsa menjaga bahasa,” Mahsun berpesan.
Semiloka itu, seperti dilaporkan Kepala Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), Prof Emi Emilia, MEd, PhD selaku ketua panitia, diikuti 176 peserta terdiri atas lembaga adat dari seluruh Indonesia, peneliti/akademisi dari lingkungan Badan Bahasa dan perguruan tinggi, mahasiswa dan guru, serta Diaspora Indonesia dari berbagai negara.
Dalam semiloka itu, Emi melanjutkan, diberikan anugerah kebahasaan kepada tokoh inspiratif dalam penyebaran bahasa negara di luar negeri, serta peluncuran gerakan literasi sekolah, “Bahasa Penumbuh Budi Pekerti”.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...