Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 18:42 WIB | Jumat, 04 Maret 2016

90.000 Orang Mengungsi Hindari Pertempuran di Sudan

90.000 Orang Mengungsi Hindari Pertempuran di Sudan
Gambar yang dirilis oleh UNAMID menunjukkan pengungsi di Sortoni, di negara bagian Darfur Utara Sudan. Mereka meninggalkan rumah mereka menyusul bentrokan yang sedang berlangsung antara gerakan bersenjata dan pasukan pemerintah, pada 7 Februari 2016. (Foto: dailymail.co.uk)
90.000 Orang Mengungsi Hindari Pertempuran di Sudan
Anggota kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Sudan yang dipimpin oleh Abdul Wahid (SLA - AW) mendaki bukit menuju garis depan di Jebel Marra, Darfur Tengah, Sudan, 4 Maret 2015. Daerah pegunungan telah menjadi kubu SLA-AW sejak konflik yang pecah pada tahun 2003. (Foto: blog.gaborit-d.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 90.000 orang mengungsi dari pertempuran yang semakin sengit di daerah bergolak Darfur, Sudan, selama enam pekan terakhir, kata Uni Afrika dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, hari Kamis (3/3).

Mengungkapkan keprihatinan mendalam, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Kepala Komisi Uni Afrika Nkosazana Dlamini-Zuma mengimbau Khartoum untuk membuka akses pengiriman bantuan.

Mereka juga meminta pemerintah Sudan memberikan akses bagi para pasukan penjaga perdamaian dari misi Uni Afrika-PBB untuk menjangkau para pengungsi di Darfur.

PBB sedang memverifikasi laporan bahwa 50.000 orang lainnya terusir dari rumah mereka di pusat kota Darfur tapi pemerintah mencegah misi UNAMID masuk ke wilayah tersebut.

Bentrokan antara pasukan pemerintah dan pejuang pemberontak di Jebel Marra, di pusat Darfur, meletus pada 15 Januari.

Tentara Sudan berusaha memerangi pemberontak dari faksi Abdul Wahid Nur Tentara Pembebasan Sudan (Sudan Liberation Army/SLA-AW) di Jebel Marra.

“Kepala komisi dan sekretaris jenderal meminta pemerintah bekerja sama sepenuhnya dengan UNAMID untuk memberikan kebebasan bergerak, begitu juga kepada pekerja kemanusiaan, untuk melanjutkan upaya mereka melindungi dan memberikan bantuan kepada warga sipil yang terkena dampak pertempuran,” menurut pernyataan gabungan dari Ban dan Dlamini-Zuma.

Sekitar 63.000 warga sipil -- sebagian besar wanita dan anak-anak -- berlindung di sebuah pangkalan di Sortoni, Darfur Utara yang dikelola penjaga perdamaian UNAMID. (AFP/Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home