90.000 Orang Mengungsi Hindari Pertempuran di Sudan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 90.000 orang mengungsi dari pertempuran yang semakin sengit di daerah bergolak Darfur, Sudan, selama enam pekan terakhir, kata Uni Afrika dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, hari Kamis (3/3).
Mengungkapkan keprihatinan mendalam, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Kepala Komisi Uni Afrika Nkosazana Dlamini-Zuma mengimbau Khartoum untuk membuka akses pengiriman bantuan.
Mereka juga meminta pemerintah Sudan memberikan akses bagi para pasukan penjaga perdamaian dari misi Uni Afrika-PBB untuk menjangkau para pengungsi di Darfur.
PBB sedang memverifikasi laporan bahwa 50.000 orang lainnya terusir dari rumah mereka di pusat kota Darfur tapi pemerintah mencegah misi UNAMID masuk ke wilayah tersebut.
Bentrokan antara pasukan pemerintah dan pejuang pemberontak di Jebel Marra, di pusat Darfur, meletus pada 15 Januari.
Tentara Sudan berusaha memerangi pemberontak dari faksi Abdul Wahid Nur Tentara Pembebasan Sudan (Sudan Liberation Army/SLA-AW) di Jebel Marra.
“Kepala komisi dan sekretaris jenderal meminta pemerintah bekerja sama sepenuhnya dengan UNAMID untuk memberikan kebebasan bergerak, begitu juga kepada pekerja kemanusiaan, untuk melanjutkan upaya mereka melindungi dan memberikan bantuan kepada warga sipil yang terkena dampak pertempuran,” menurut pernyataan gabungan dari Ban dan Dlamini-Zuma.
Sekitar 63.000 warga sipil -- sebagian besar wanita dan anak-anak -- berlindung di sebuah pangkalan di Sortoni, Darfur Utara yang dikelola penjaga perdamaian UNAMID. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...