“Ada Apa dengan Cinta 2” Rilis 28 April
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Film Ada Apa Dengan Cinta 2 (#AADC2), lanjutan dari film drama percintaan remaja laris Ada Apa Dengan Cinta? (AADC), siap ditayangkan di bioskop mulai 28 April 2016.
Film #AADC2 mengambil lokasi pengambilan gambar di Yogyakarta, dilanjutkan di Jakarta dan New York. Pengambilan gambar dilakukan mulai Oktober 2015 sampai dengan awal tahun 2016. Dengan sebagian besar porsi pengambilan gambar dilakukan di Yogyakarta, tak heran jika sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana mengajak sahabat-sahabat mereka untuk ikut terlibat dalam #AADC2, termasuk seniman muda kontemporer Yogyakarta.
“Yogyakarta itu punya dinamika yang luar biasa di bidang kesenian. Senimannya banyak yang sudah berkelas internasional, tapi masih down to earth, masih stay grounded to their roots,” ujar Mira Lesmana, produser film #AADC2.
“Di samping itu, ada situasi kontemporer Yogyakarta yang belum terwakili di film Indonesia. Situasi kontemporer ini dibentuk dari environment dan atmosfer berkesenian yang unik dan dinamis, yang belum terekam dalam film Indonesia. Inilah yang membuat kami ingin memotret the today’s look of Yogyakarta,” Mira menambahkan.
Kolaborasi dengan seniman-seniman Yogyakarta ini melintasi ragam seni berbeda-beda.
Yang pertama, Eko Nugroho, seniman muda paling menonjol di Asia yang mulai mencuat namanya saat karyanya yang berjudul “Republik Tropis” atau “Tropical Giant Square” dipilih brand fashion ternama Louis Vuitton menjadi salah satu bagian dari koleksi musim gugur dan dingin tahun 2013.
Di dunia seni rupa, Eko Nugroho sudah lama dikenal sebagai inisiator komik Daging Tumbuh (DGTMB) dan perupa, yang merespons lingkungan urban dalam karya mural, instalasi, dan bordir.
Di #AADC2, Eko Nugroho menghadirkan beberapa karya baru.
Selain Eko Nugroho, hadir kelompok teater boneka Papermoon Puppet Theatre. Kelompok yang sudah mendunia ini menghadirkan karya “Secangkir Kopi dari Playa”, yang diberi sentuhan baru khusus untuk film #AADC2.
"Secangkir Kopi dari Playa", menurut Papermoon Puppet Theatre, adalah pementasan berdasarkan kisah nyata, tentang kisah cinta yang sempat hilang. Konsepnya site specific performance yang menggunakan toko barang antik sebagai lokasi pementasannya. Pementasan itu menceritakan tentang seorang lelaki yang 'dibuang' oleh negaranya, berusaha keras memenuhi janjinya selama 50 tahun, untuk tetap menjaga cintanya kepada sang kekasih.
Hadir pula Marzuki Mohammad, yang lebih dikenal dengan nama Kill the DJ dan grup Jogja HipHop Foundation yang didirikannya. Juki, panggilan akrabnya, menghadirkan karya terbaru yang belum pernah ia rilis sebelumnya khusus untuk #AADC2.
“Cukup lama berdiskusi dengan Mas Riri dan Mbak Mira, agar apa yang mereka harapkan dari karya musikku bisa sesuai dengan film ini. Setelah berdiskusi, aku mencari teks dari literatur Jawa untuk direproduksi. Jadilah lagu ‘Ora Minggir Tabrak’, sebuah pesan bahwa waktu terus berjalan dan kita tidak bisa memutar ulang. Tugas kita menghadapi dan menikmati segala kemungkinan dengan gagah berani,” katanya.
Hadir pula dari Yogyakarta, Pepeng, seniman kopi yang mengajak peminum kopi untuk menikmati minum kopi dengan berbagi cerita tentang kopi yang ia sajikan.
Dari Jakarta, hadir penyanyi indie jazz Mian Tiara, ikut mempersembahkan penampilan khusus.
Dengan kehadiran para seniman muda kontemporer berkualitas dunia dengan ciri khas artistik masing-masing, film #AADC2 akan hadir dengan warna tersendiri. (PR)
Editor : Sotyati
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...