Ada Motif Lain Dibalik Penyanderaan WNI

KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Pengamat Hukum Internasional dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr D.W Tadeus menduga ada motif lain dari kasus penyanderaan tiga warga negara Indonesia asal NTT oleh kelompok bersenjata di Lahad Datu, Malaysia.
"Ada hal yang janggal dalam kasus penculikan tiga warga NTT tersebut, karena hanya mereka berpaspor lengkap saja yang disandera, sementara sisanya lima nelayan lain dibiarkan bebas begitu saja karena tidak memiliki paspor," kata dia kepada Antara di Kupang, hari Senin (11/7).
Sebelumnya Chia Tong Lim kepada Kepolisian Negeri Sabah pada Minggu (10/7) sekitar pukul 04.17 waktu setempat melaporkan kasus penculikan tersebut.
Dalam laporannya, ia mengungkapkan sekitar pukul 12.00 waktu setempat kapal yang berisi WNI itu didatangi oleh sebuah speedboat atau kapal cepat berukuran panjang dengan lima orang penumpang membawa senjata laras panjang.
Tidak lama kemudian, kata dia, tiga orang dari tujuh anak buah kapal (ABK) yang dipekerjakan langsung dibawa oleh kelompok bersenjata tersebut. Sedangkan empat lainnya masing-masing seorang WNI dan tiga warga Filipina asal Suku Bajau Palauh dilepaskan begitu saja.
Tadeus mengatakan tentu saja ada motif lain dibalik penculikan tiga WNI asal NTT yang berpaspor tersebut.
"Mereka juga pasti menginginkan sesuatu sehingga mereka sampai menahan warga kita yang memiliki paspor. Tidak mungkin warga yang tidak berpaspor akan disandera karena tentunya akan merugikan mereka," tambahnya.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah pusat harus memikirkan cara agar pembebasan sandera yang diculik dengan tidak merugikan kedua pihak dan tanpa mengeluarkan uang tebusan.
Terkait siapa kelompok bersenjata tersebut, Tadeus juga mengkhawatirkan itu merupakan kelompok Abu Sayyaf yang beberapa bulan lalu sempat menculik dan menyandera sejumlah WNI.
"Kalau memang itu mereka, maka dikhawatirkan kelompok bersenjata tersebut telah memperluas wilayahnya sampai ke Malaysia," tuturnya.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri pada hari Senin (11/7) pukul 13.00 WIB Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan memberikan pernyataannya terkait kasus penculikan tiga warga NTT tersebut. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum

Tentara Ukraina Menolak Desakan Perdamaian Trump-Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pembicaraan perdamaian pekan ini antara Rusia dan Amerika Serikat yang bertuju...