Ada Penolakan saat Blusukan di Karet, Djarot: Biarkan Saja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mengunjungi warga Setiabudi di Kampung Jawa RW 7, Kelurahan Karet, Jakarta Selatan, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, sempat mendapat penolakan dari beberapa warga setempat. Djarot terlihat santai dan tidak mempermasalahkannya.
"Itu bukan penghadangan. Biarkan saja. Toh sebagian warga mendukung kami," kata Djarot, hari Selasa (17/1) siang.
Djarot mengalami penolakan saat tengah berjalan kaki menuju posko relawan Basuki-Djarot (Badja) di salah satu rumah warga Setiabudi. Penolakan itu diantaranya berupa spanduk yang bertuliskan ungkapan-ungkapan "Warga Setiabudi Menolak Gubernur Penista Agama", "Tidak Ada Tempat bagi Penista Agama di Setiabudi", dan "Warga Setiabudi Menolak Gubernur Kafir".
Spanduk-spanduk itu dibawa oleh beberapa warga yang tampak tak menerima kedatangan Djarot. Dengan sigap, petugas keamanan langsung menertibkan gerombolan warga yang menolak agar kondisi tetap kondusif.
Dari keterangan salah satu tim pemenangan, Monang, tim kampanye Djarot memaklumi dan tidak akan memperpanjang penolakan tersebut.
Blusukan di lokasi kedua ini dimulai dari inspeksi Pasar Manggis oleh Djarot. Ia menyayangkan sepinya pasar tersebut. "Pasar Manggis sudah bagus, tapi persoalannya sepi. Itu karena banyak kios yang tutup," katanya.
Djarot ke depan akan memanggil pengurus pasar agar mendorong pedagang yang memiliki kios berjualan dan lebih produktif.
"Banyak cara untuk membuat pasar bisa ramai seperti menggelar pasar murah dan menjadikan pusat kuliner. Pedagang yang punya kios harus buka dan berjualan," ujar dia.
Penataan pasar, lanjut dia, juga akan dilaksanakan. Kios di Pasar Manggis akan segera dipisah antara kios basah dan kering. Hal itu karena kios di Pasar Manggis masih bercampur.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...