Adakah Dia dalam kehidupan Aisyah?
SATUHARAPAN.COM – Adakah yang merasa tercolok matanya melihat kenyataan hidup Aisyah? Gadis kecil berusia 8 tahun yang sudah berpisah dengan ibunya sejak usia satu tahun. Selama tiga tahun terakhir ini Siti Aisyah Pulungan setia mengayuh becak membawa ayahnya, M. Nawawi Pulungan, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Bukan untuk berwisata, namun karena mereka hidup nomaden di tengah belantara luasnya Kota Medan. Ya… rumah dan harta benda mereka habis untuk berobat ayah Aisyah yang menderita sakit paru.
Tidakkah hati kita teriris menyaksikan hidup Aisyah yang demikian itu? Sekarang, ia sudah mulai masuk sekolah lagi. Mungkin karena Pemkot yang mulai memperhatikannya. Terdengar melalui berita ada banyak yang kini memperhatikannya, ada yang membuka nomer telepon baru untuk menggalang perhatian bagi Aisyah dan ayahnya. Ada yang berkata: ”Aisyah harus sekolah lagi.” Tegas sekali ucapannya, kini. Bahkan, Sang Ibu, Sugiati, pun akhirnya menemui Aisyah setelah tujuh tahun tak bertemu ketika menyaksikan kisah anaknya di surat kabar. Sungguh kabar yang menggembirakan!
Pertanyaan nakal muncul di hati: ”Ke mana kita tiga tahun lalu? Ada di mana mata kita hingga tak melihat ketika suatu hari Aisyah kecil mulai mengayuh sepeda becaknya membawa Ayahnya yang tak berdaya itu? Bukankah Yesus pernah berkata, ”Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40).
Melalui kenyataan hidup Aisyah, Tuhan mengingatkan kita, membuka mata kita bahwa Dia masih hadir di tengah-tengah dunia ini, melalui kehidupan setiap orang yang tak pernah kita perhitungkan keberadaannya. Akankah kita menutup mata terhadap kehadiran-Nya dalam kehidupan mereka? Sampai kapan?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...