Addie MS: Agar Tak Intoleran, Bangsa Jangan Lupa Seni Budaya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tidak hanya membicarakan tentang konser Twilite Orchestra yang akan digelar pada 20 Februari mendatang, Konduktor Addie MS, juga bercerita di balik kiprahnya dalam musik simfoni saat jumpa pers di Balai Kartini, Jakarta, pada hari Rabu (3/2) lalu. “Bila bangsa tidak diperhalus dengan seni budaya, maka menyebabkan minimnya toleransi terhadap perbedaan,” ujar Addie.
Baginya, musik mempunyai peran besar dalam membentuk sebuah bangsa.
“Sebelum tahun 1998, saya sering datang ke menteri-menteri untuk membicarakan pentingnya pendidikan musik simfoni dan pentingnya mempunyai gedung konser, tapi nggak ada hasil,” katanya.
“Begitu tahun 1998 terjadi chaos, di situ saya memiliki satu kesimpulan “Nih, kalau bangsa nggak diperhalus dengan seni budaya,” ucap Addie.
Ia melanjutkan, “Secara tidak langsung musik simfoni mengajarkan bagaimana kita mengelola perbedaan, bahkan membuat perbedaan—bayangkan: biola digesek, yang satu ditiup, yang di belakang dipukul—perbedaan itu bisa dikelola menjadi satu sinergi yang dahsyat."
“Kalau bangsa-bangsa maju, anak mudanya dilatih dengan seni, sehingga bisa mengapresiasi perbedaan. Sedangkan, pada tahun 1998 kita dipertontonkan bahwa perbedaan itu menghancurkan. Yang berbeda harus dihancurkan,” kata Addie.
Semenjak tragedi bersejarah yang pecah pada tahun 1998, Addie mengaku tidak lagi mendatangi pejabat-pejabat. Ia kemudian membuat sebuah grup kecil, berisikan delapan orang, dan mendatangi sekolah dasar di berbagai daerah. “Mereka semua musisi profesional, saya bayar mereka. Itu saya lakukan untuk menjawab kekisruhan yang terjadi pada ’98,” ucap Addie.
Addie akan menggelar konser bersama timnya dengan membawakan komposisi dari John Williams yang mengisi berbagai film ternama, seperti Star Wars, Jurassic Park, hingga Harry Potter. Ketika ditanya soal dukungan pemerintah untuk musik simfoni seusai jumpa pers, Addie mengungkapkan, “Dukungan pemerintah zaman dahulu masih sama, kurang sekali. Belum ada policy atau strategi yang jangka panjang dan menyeluruh."
Meski menyebutkan pernah bertemu Gubernur DKI Jakarta, Ahok, atau Presiden Joko Widodo, ia belum membicarakan lagi tentang hal tersebut. “Aku tahan diri dulu, karena mereka punya prioritas yang lebih penting lagi sekarang untuk masyarakat luas. Mungkin baru tahun depan aku berani ngomong,” katanya. (rollingstone.co.id)
Editor : Eben E. Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...